Seperti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, yang memberikan kontribusi signifikan dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Pada abad ke-19, Belanda memasuki wilayah Kesultanan Banjar.
Memicu perlawanan heroik di bawah kepemimpinan Pangeran Antasari dan Sultan Hidayatullah.
Meskipun Sultan Hidayatullah menyerah pada tahun 1862.
Semangat perlawanan tetap hidup di bawah pimpinan Pangeran Antasari dan Sultan Mahmud Sleman hingga awal abad ke-20.
Perlawanan melawan penjajahan Belanda mencerminkan semangat dan keteguhan rakyat Banjar.
Meskipun mengalami keterpurukan, mereka terus mempertahankan identitas dan martabatnya, menciptakan warisan perlawanan yang membanggakan.
Dengan menggali lebih dalam ke dalam sejarah Kesultanan Banjar.
Kita dapat memahami betapa pentingnya peran mereka dalam membentuk identitas dan penyebaran Islam di Kalimantan Selatan.
Warisan perjuangan dan semangat rakyat Banjar tetap hidup, menjadi bagian integral dari sejarah yang patut dihargai.