VIMANEWS.ID-TEGAL-Kemendikbudristek RI bersama Komisi X DPR RI menggelar Workshop Pendidikan Pengembangan Minat dan Bakat dalam Konsepsi Merdeka Belajar, Minggu (27/8/2023) di Plaza Horison Tegal.
Workshop tersebut dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka agar para guru dapat lebih fokus memberikan layanan pendidikan kepada siswa.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengatakan selama ini lembaga pendidikan atau sekolah lebih cenderung sesuai kurikulum tanpa mendorong bakat minat siswa di bidang tertentu.
"Ini yang selama ini pendidikan kita tidak masuk ke wilayah itu," ungkap Fikri Faqih.
Mestinya, sambung Fikri, anak-anak bisa berkembang sesuai bakat minatnya. Atau misal jika siswa tidak memiliki bakat, namun memiliki minat besar di bidang tertentu maka guru perlu memfasilitasi.
"Kalau guru mau mendorong hal lain boleh, tapi tidak bisa memaksakan. Jadi bagaimana supaya berkembang dengan baik. Misal siswa tidak punya bakat namun tertarik hal tertentu misal ingin jadi guru atau seniman di situ peran guru untuk melatih," ujarnya.
Menurut Fikri, banyak cerita orang sukses yang dulu ketika sekolah justru tidak menonjol dalam prestasi akademik.
"Misal anak nakal itu belum tentu nakal. Jadi sejak dini seharusnya difasilitasi oleh lembaga pendidikan. Dan guru tidak boleh menstigma itu siswa nakal tidak berprestasi atau apa,"tandasnya.
Melalui kurikulum Merdeka Belajar ini, kata Fikri, sudah saatnya guru lebih bisa mengakui jika adanya kecerdasan bervariasi dari setiap peserta didik atau siswa.
"Ini sudah masuk kurikulum, jadi sekolah sudah harus menggodog, ada diskusi antara guru, lembaga sekolah dan lainnya dalam memfasilitasi bakat dan minat siswanya," pungkasnya.