business

Pertumbuhan Kredit UMKM Anjlok, Pelaku Usaha Menahan Ekspansi di Tengah Kondisi Ekonomi yang Masih Tidak Pasti

Kamis, 20 November 2025 | 05:34 WIB
Gubernur BI, Perry Warjiyo ungkap perlambatan kredit UMKM yang terjadi pada Oktober 2025. (Tangkapan layar YouTube Bank Indonesia))

Ketiga, suku bunga kredit dinilai masih terlalu tinggi bagi sebagian pelaku usaha.

“Permintaan kredit belum kuat karena pelaku usaha wait and see, optimalisasi pembiayaan internal, dan suku bunga yang relatif tinggi,” kata Perry.

Kondisi itu membuat bank tidak melihat lonjakan permintaan kredit baru, termasuk dari UMKM yang selama ini menjadi motor ekonomi nasional.

Baca Juga: Mahasiswa Hadang Mobil Pejabat Saat Tolak RUU KUHAP, Ketegangan di DPR Meningkat di Tengah Kritik Publik

Bank Tetap Selektif Salurkan Kredit

Dari sisi penawaran, perbankan masih berhati-hati. Standar penyaluran kredit konsumsi dan UMKM diperketat karena risiko kredit yang dinilai meningkat.

“Lending requirement segmen kredit konsumsi dan UMSM masih meningkat seiring kehati-hatian bank,” jelas Perry.

Meski selektif, likuiditas bank sebenarnya longgar. Rasio AL/DPK naik menjadi 29,47 persen, sementara Dana Pihak Ketiga tumbuh 11,48 persen (yoy). 

Baca Juga: OJK Dorong Transformasi Pasar Modal untuk Perkuat Ketahanan Nasional di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Kredit yang belum dicairkan juga masih besar, mencapai Rp2.450,7 triliun atau 22,97 persen dari total plafon kredit.

Prospek 2025 Lemah, Pemulihan Mulai 2026

BI memproyeksikan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah target, yaitu 8–11 persen.

Perry optimistis pemulihan akan mulai terasa pada 2026 saat tekanan suku bunga mereda dan aktivitas usaha meningkat.***

 

 

Halaman:

Tags

Terkini