Vimanews.id-Pasar modal Indonesia dinilai memegang peran strategis sebagai pendorong pembangunan inklusif di tengah dinamika global yang makin tidak menentu.
OJK menegaskan pasar modal Indonesia harus memperkuat ketahanan melalui tata kelola yang baik, inovasi berkelanjutan, dan permodalan kokoh.
Pasar modal Indonesia juga dituntut adaptif menghadapi perubahan perilaku investor yang kini makin beragam dan dinamis di seluruh sektor.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa pasar modal harus menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Disrupsi global bukan hanya tantangan, tetapi juga momentum untuk memperkuat struktur keuangan nasional," ujar Mahendra Siregar.
Menurut Mahendra, ketidakpastian geopolitik yang menjadi “new normal” saat ini mengharuskan seluruh pelaku sektor jasa keuangan, pelaku usaha, dan emiten mengelola risiko dengan lebih strategis.
Oleh karena itu, Mahendra menekankan tiga fondasi penting yang harus diperkuat bersama: tata kelola, inovasi, dan permodalan.
"Tata kelola bukan sekadar aturan kepatuhan, tetapi fondasi kepercayaan investor.Inovasi adalah dorongan kecepatan, mulai dari digitalisasi proses bisnis hingga layanan ramah lingkungan," jelasnya..
Sementara itu lanjutnya, struktur permodalan yang solid menjadi kunci agar industri mampu bertahan dari volatilitas global.
Mahendra menekankan bahwa keseimbangan ketiga pilar ini menentukan masa depan perusahaan dan arah persektor jasa keuangan secara keseluruhan.
Artikel Terkait
Implementasi Program GENCARKAN, OJK Berkolaborasi dengan Komisi XI DPR RI dan BTN Gelar Edukasi Keuangan
OJK Turunkan Target Pertumbuhan Kredit Perbankan Pada Tahun 2025,Ini Sebabnya!
Jadi Peringkat Atas Dunia,OJK Ungkap Kerugian Akibat Penipuan Keuangan Digital Capai Rp7 Triliun
OJK Cabut Izin Usaha BPR Artha Kramat, Pemegang Saham Pilih Fokus Kembangkan Bank Lain
OJK Tegal Perkuat Sinergi Media Lewat FGD, Dorong Literasi dan Edukasi Keuangan Masyarakat