Harga Kedelai Naik Turun, Bikin Pedagang Tempe Tahu Bingung

VIMANEWS.ID - Harga kedelai sebagai bahan baku untuk membuat tempe dan tahu selalu naik turun. Hal tersebut karena kedelai merupakan komoditi impor yang harganya fluktuatif mengikuti kurs dolar.

Dulu harga kedelai per kilogram di bawah Rp10 ribu. Kini harganya sudah mencapai kisaran Rp11-12 ribu per kilogram. Sementara dilema para pedagang tempe maupun tahu tidak serta merta menaikkan harga jualnya. Sebab, khawatir justru tidak ada konsumen yang mau beli.

Sigit warga Kelurahan Debong Wetan, yang kesehariannya berjualan tempe di Pasar Randugunting Kota Tegal menuturkan, harga kedelai memang kerap sekali naik dan turun. Dari mulai Rp10 ribu per kilogram hingga Rp12 ribu per kilogram.

Baca Juga: Musim Kemarau Panjang Rentan Kebakaran, Berikut Imbauan Kapolres Tegal Kota

Namun untuk saat sekarang harga kedelai Rp11 ribu per kilogram. Sebelumnya harga kedelai di kisaran Rp10.800-Rp10.900 per kilogram. Kenaikannya memang tidak banyak kisaran Rp100-200 rupiah, tetapi cepat berubah-ubah.

"Jadi harganya kadang naik, kadang turun. Tiga minggu lalu justru harganya dibawah Rp11 ribu, yakni dikisaran Rp10.800 - 10.900 per kilogram," ujar Sigit.

Sementara naik turunnya harga kedelai, tidak serta merta Sigit menaikkan harga jual tempenya. Ia menjual tempenya dengan harga lama. Untuk per kilogram tempe seharga Rp13 ribu. Ia juga menyediakan tempe dengan kemasan kecil terbungkus plasti. Harga tempe plastikan Rp2.500 per bungkus.

Baca Juga: Romantisnya Jefrey Dan Novia Di Sinetron Takdir Cinta Yang Kupilih SCTV Bikin Para Emak Kasih Emot Love

"Bagi penjual tempe keliling yang kerap dijual per potong tempe, dengan naik turunnya harga kedelai biasanya disiasati dengan memperkecil ukuran tempenya, tapi dengan harga jual yang sama," kata Sigit.

Sigit yang juga memproduksi tempenya sendiri, dalam sehari membutuhkan 100 kg kedelai.

Sementara kondisi saat sekarang disampaikan Sigit tidak begitu ramai pembeli. Biasanya dalam satu tahun ada waktu-waktu ramai pembeli, seperti saat Idul Fitri dan usai Idul Adha, ketika banyak warga menggelar hajatan. Namun justru sekarang cenderung sepi