Ke 281 orang itu merupakan pemilih yang sebagian besar tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Kemudian ada pula yang masuk dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) yang belum terdaftar di DPT maupun DPTb.
Tetapi orang itu memiliki KTP di wilayah setempat, termasuk pemilih disabilitas.
"Dari hasil simulasi akan dievaluasi, sebab pada Pemilu 2019 penghitungan hingga memakan waktu lama.
Untuk itu kita harus bisa mengefisiensi waktu," ujar Thomas.
Melalui kegiatan simulasi pihaknya juga Ingin meningkatkan partisipasi jumlah pemilih agar disetiap kecamatan bisa naik lebih dari 80 persen.
Baca Juga: KPU Kota Tegal Tak Lama Lagi Akan Terima Kotak Suara Pemilu 2024, Segini Jumlahnya
Seperti di Kecamatan Margadana yang masih perlu didorong, partisipasi pemilih sudah mencapai 80 persen lebih tetapi di Margadana masih di bawah angka tersebut yakni sekitar 62 persen.
Sementara sambutan Wali Kota Tegal Dedy Yon berharap partisipasi masyarakat bisa meningkat untuk turut mensukseskan Pemilu 2024 dengan datang ke TPS menggunakan hak pilihnya.
Ia berpesan bahwa pilihan boleh berbeda namun persatuan dan kesatuan harus tetap terjaga.
Baca Juga: KPU Kota Tegal Tutup Pendaftaran Bacaleg Pemilu 2024, Satu Partai Tak Mendaftar
Oleh karenanya Wali Kota meminta seluruh panitia maupun petugas TPS harus bisa bekerja secara aktif dengan mengajak dan mengawal masyarakat untuk datang ke TPS.
"Kita berharap bisa sesuai harapan dengan tingkat partisipasi pemilih tercapai di atas 90 persen dan Kota Tegal bisa masuk peringkat 10 besar pemilih terbanyak tingkat nasional," ujarnya.