Pada tahap awal tahun ajaran 2024/2025 akan ada 21 siswa atau warga binaan yang mengikuti Kejar Paket A, B, ataupun C.
Pendidikan kesetaraan ini merupakan wujud bahwa setiap warga negara Indonesia wajib mendapatkan pendidikan minimal 9 tahun.
"Harapan saya kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Namun dapat terus dikembangkan, sehingga saat mereka keluar dari Lapas dapat kembali ke masyarakat dan menjadi lebih baik," ungkapnya.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Air Minum Warga, Pemerintah Kota Tegal Akan Segera Memulai Proyek Ini
Pengelola PKBM Sakila Kerti, Dr Yusqon mengatakan, pendirian Sekolah Lapas mengacu pada UUD 1945 yang mewajibkan semua warga negara mendapatkan hak pendidikan, termasuk WBP.
Karena, semua warga minimal wajib belajar itu 9 tahun, hingga jenjang SMA.
Sistem pendidikannya, kata Yusqon yaitu kesetaraan atau kejar Paket A,B dan C.
Baca Juga: Gelar FKP! Satuan Lalu Lintas Polres Tegal Kota Bocorkan Rencana Di 2025
Nanti setiap hari sabtu akan ada guru yang datang mengajar di Lapas Kelas IIB Tegal.
"Kami urusannya dengan pendidikan masyarakat. Kami mengupayakan mereka agar mendapatkan ijazah dan bisa menulis," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK) Disdikbud Kota Tegal, Tri S Novianto menyampaikan terimakasih atas kerjasama dan sinergi yang baik sehingga terwujud Sekolah Lapas.
Mungkin, sambungnya, sekolah ini yang pertama di Lapas Kelas IIB Tegal, ada warga binaan yang mendapatkan sekolah melalui pendidikan kesetaraan.
Sehingga para warga binaan ini bukan masyarakat yang termarginalkan dan tetap mendapatkan hak pendidikan.
"Setelah nanti menyelesaikan masa hukuman, mereka bisa punya ijazah yang menjadi bekal kembali ke masyarakat," pungkasnya.