Berdasarkan keterangan para korban, lanjut Riswanto, genangan air tersebut akibat dari kebocoran pada lunas bagian bawah mesin kapal tempat baling baling kapal.
Para ABK kapal punmenjadi panik dan turun ke air dengan alat pengapung seadanya untuk menyelamatkan diri.
Pada hari pertama dan hari kedua terapung di laut ABK masih 16 orang berkumpul menjadi satu kelompok.
Tapi setelah tiga hari tiga malam terapung di laut tinggal 13 ABK yang berkelompok, sedangkan orang yaitu nahkoda Sutadi berenang bermaksud untuk mencari pertolongan.
Kamis, 11 Juli 2024 sekira pukul 06.00 WIB Nahkoda kapal perikanan KM. Bintang Barokah I asal Tegal menemukan empat ABK KM. Soneta GT.30 pada posisi titik koordinat 05° 00' 000" LS dan 110° 06' 000" BT.
"Tak jauh dari lokasi pertama penemuan korban, KM Bintang Barokah I kembali menemukan dua ABK KM Soneta yang sedang terapung menggunakan jerigen dan menggunakan ban sebagai pelampung," terang Riswanto.
Kemudian Nahkoda KM Bintang Barokah I melalui radio contact yang ada di kapal memberitahukan bahwa telah menemukan enam ABK yang kapalnya tenggelam di perairan Karimun Jawa.
Selanjutnya KM Bintang Barokah I kembali berlayar menuju ke Pelabuhan Tegal.
Namun sekira pukul 13.00 WIB mendapatkan informasi dari Nahkoda Kapal Jaring asal Indramayu bahwa telah menemukan tiga ABK terapung di laut.
Mendapatkan informasi tersebut KM Bintang Barokah I, putar balik menuju ke kapal perikanan asal Indramayu yang pada saat itu berada pada posisi ttitik koordinat 05° 00' 000" LS dan 110° 06' 000" BT.
Setelah bertemu dengan kapal jaring asal Indramayu itu, KM Bintang Barokah 1 mengevakuasi ketiga ABK kapal perikanan tersebut.
"Sehingga jumlah total ABK KM. Soneta yang berada di kapal perikanan KM. Bintang Barokah I menjadi sembilam orang.