Vimanews.id-Karena tak kunjung diperhatikan pemerintah, sejumlah nelayan tradisional Jalan Layang Gang Etong,Tegalsari,Tegal Barat, Kota Tegal, secara goyong royong melakukan pengerukan aliran Kali Bacin,Sabtu (2/8/2025).
Sebagaimana diketahui sedimentasi Sungai Kali Bacin sudah cukup parah dan menyulitkan kapal nelayan tradisional berukuran di bawah 5 gross tonnage (GT) untuk keluar masuk.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Tengah Riswanto mengatakan bahwa sedimentasi Kali Bacin sudah terjadi puluhan tahun dan belum mendapat perhatian pemerintah.
HNSI telah menginisiasi laporan hingga audiensi dengan pemerintah. Namun hingga kini tidak ada tindaklanjut dari persoalan itu.
"Lima tahun lalu, Januari 2020. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan wali kota Tegal, datang melihat kondisi di sini dan berjanji akan melakukan penanganan pendangkalan,"kata Riswanto.
Karena tidak adanya kejelasan penanganan sedimentasi membuat aktivitas nelayan tradisional terhambat.
"Mereka tidak bisa melaut karena terjadinya pendangkalan semakin parah. Tak hanya endapan lumpur memenuhi muara Kali Bacin,tapi bongkahan beton yang runtuh,"jelasnya.
"Mendasari rapat semalam, nelayan sepakat untuk tidak melaut dan menginisasi melakukan pengerukan lumpur dan pasir menggunakan alat seadanya," jelasnya.
Rohidin salah satu nelayan mengatakan, pendangkalan muara Kali Bacin semakin parah sejak tiga tahun terakhir.
Dia berharap pemerintah segera memperhatikan dan melakukan pengerukan.