Jadi jangan langsung diviralkan. Harusnya tanya dulu ke Pokdarwis atau dinas,” tegasnya.
Sementara itu, pemilik warung yang menjadi sorotan, Ana (42), membela diri. Ia menegaskan harga yang dipatok sebanding dengan porsi dan bahan yang diberikan.
“Indomie komplet ada telur, bakso, sayuran, rawit, dan saus bagus. Es Milo dua saset jadi satu, mendoan satu porsi isi 10, tahu besar isi 12, ketoprak porsinya juga banyak.
Itu Rp25 ribu, tapi bisa dimakan berdua. Kalau dibandingkan dengan warung luar tentu kelihatan mahal, tapi di sini pengunjung bebas bawa makanan dan bisa santai lebih lama,” kata Ana.
Namun, klarifikasi itu tidak serta-merta menghentikan sorotan. Kepala Bidang Pariwisata Disporapar Kota Tegal, Dian Eka Kusumawardhani, menegaskan warung tersebut telah melanggar kesepakatan bersama pada Juni 2023.
“Sudah ada patokan harga maksimal. Indomie Rp15 ribu, mendoan Rp10 ribu, kelapa Rp15 ribu. Kalau ada tambahan topping, boleh ditambahkan, tapi harus diinformasikan dari awal. Menjual Rp25 ribu tanpa keterbukaan jelas melanggar kesepakatan,” tegas Dian.
Baca Juga: Atap Teras Kantor Pemerintahan Terpadu Brebes Ambruk Saat Ramai Acara, Dua Pekerja Terluka
Dian menekankan pentingnya daftar menu dengan harga yang transparan di setiap warung.
“Informasi harga itu wajib. Pengunjung harus tahu sejak awal agar tidak merasa ditipu. Ini sudah teguran pertama, dan pembinaan akan terus dilakukan.
Citra pariwisata Kota Tegal jangan sampai rusak hanya karena kasus seperti ini,” tandasnya.***