Waspadai Salah Beri Perhatian Pada Anak Dan Remaja

VIMANEWS.ID-TEGAL-Istilah Over Acting bukan hal yang baru didengar dikalangan masyarakat Indonesia, istilah ini kerap diutarakan oleh mereka para orang tua atau mereka yang lebih dewasa untuk mengutarakan ekspresi dari sebuah tanggapan terhadap sikap berlebihan baik yang dilakukan oleh anak-anak hingga remaja.

Kalimat over acting disaat sekarang ini lebih dikenal dengan kata yang diringkas lebih singkat mengikuti perkembangan zaman. Dengan melebih-lebihkan terhadap sesuatu maka usia anak hingga remaja akan disebut dengan kata lebay akibat tindakan-tindakan melampaui batas.

Mengumpulkan beberapa artikel terkait tindakan anak dan remaja sifat satu ini memang selalu dikaitkan dengan perilaku atau tindakan yang nggak biasa. Psikolog anak, Fanny Simanjouw,  anak yang memiliki sifat over acting, terbentuk karena memiliki dua pola asuh orang tua yang berbeda serta cenderung berlebihan.

Pertama, orang tua terlalu peduli, memberikan perhatian berlebihan hingga sikap super peduli ini berdampak membuat anak jadi seperti robot. Perhatian yang berlebihan menjadikan anak jadi kurang mandiri, kurang wawasan, dan pergaulan yang terbatas hingga menimbulkan sifat egois serta berperilaku sesuka dan seenaknya penuh manja.

Pola pengasuhan kedua, dilakukan oleh orang tua kepada anak berupa tidak peduli atau yang disebut 'super cuek' yaitu cenderung kurang memberikan perhatian terhadap anak, karena menganggap anaknya mampu mengurus dirinya sendiri. Alhasil, anak berkembang di luar kontrol, tanpa arahan dan perhatian, menyebabkan kehidupan yang dijalankan lebih mengarah tidak jelas dan tidak terarah.

Kondisi dari dampak super cueknya orang tua ini melahirkan sifat dan karakter anak tumbuh kembang sebagai anak yang sangat begitu suka cari muka (carmuk), cari perhatian (caper) karena dia kurang perhatian (kuper).

Over acting bukanlah suatu penyimpangan perilaku melainan hanya korban dari pola pengasuhan orang tua yang salah. Untuk mengatasi hal ini, orang tua dapat menjalin pertemanan lebih dekat dengan anak dengan menerapkan etika dan toleransi dalam bergaul.