Sikap baro’ah ditunjukkan Ibrahim pada titik tertentu setelah berusaha sebisa daya dalam menghadapi kaumnya.
Semaksimal Ibrahim dalam menjalankan dakwahnya, semisal memahami cara pikir kaumnya dengan mengikutinya.
Ibrahim seiring waktu kemudian menunjukkan kesalahan mereka, namun pada saat mereka konsisten dengan sikap sesat, maka baro’ah atau berlepas diri merupakan pilihan terbaik yang dapat diambil.
Di tengah hiruk-pikuk dunia, terdapat negara-negara dengan mayoritas penduduknya adalah Nasrani bersikap tidak menyerang terhadap umat Islam.
Adapun Palestina oleh Yahudi, dan Rohingya oleh Budha, menunjukkan secara nyata kebenaran ayat al-Qur’an tentang kerasnya permusuhan keduanya terhadap umat Islam.
Adapun di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, eksistensi penganut agama atau mereka yang mengaku diri Nasrani tetap terjaga.
لَتَجِدَنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الْيَهُوْدَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْاۚ وَلَتَجِدَنَّ اَقْرَبَهُمْ
مَّوَدَّةً لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّا نَصٰرٰىۗ ذٰلِكَ بِاَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيْسِيْنَ وَرُهْبَانًا وَّاَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ
Artinya “Pasti akan engkau dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Pasti akan engkau dapati pula orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.” Hal itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan rahib, juga karena mereka tidak menyombongkan diri” (Al-Maaidah: 82).
Penulis menghadirkan Firman Allah dalam surah Al Maidah diatas tersebut untuk menjawab sesuai kenyataan bukan berdasarkan anggapan maupun penilaian semata.
Dan kiranya senantiasa berdinamika dalam harmoni dan dalam kebenaran, “Shodaqallah!”***