Universitas Harkat Negeri Tegal Kembali Gelar Public Lecture, Hadirkan Pembicara Prof Kishi Kenta dari Jepang

Photo Author
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 22:26 WIB
Rektor Harkat Negeri Tegal Sudirman Said saat memberikan sambutan dalam Public Lecture (Dok/Vimanewa.id)
Rektor Harkat Negeri Tegal Sudirman Said saat memberikan sambutan dalam Public Lecture (Dok/Vimanewa.id)

Populasi Jepang bahkan menyusut hampir 900 ribu jiwa pada 2024. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan sinyal perubahan besar dalam struktur sosial. 

"Apa artinya bagi kita? "tanya Suditman Said.

Artinya, Jepang kini memproyeksikan kebutuhan hingga 820 ribu tenaga kerja asing dalam periode 2025–2029. 

Baca Juga: Indosat Berkolaborasi Dengan Erafone dan Oppo Gelar Festival Belanja, Salah Satunya di Kota Tegal

Dan saat ini sudah ada lebih dari 130 ribu pekerja Indonesia yang berkarya di Jepang. Mulai dari sektor kesehatan, pertanian, manufaktur, hingga jasa. 

"Mereka hadir bukan sekadar sebagai tenaga kerja, tapi sebagai jembatan hidup antara dua bangsa,"kata Sudirman Said. 

Selain di bidang kerja, lanjutnya hubungan Indonesia dengan Jepang juga kian erat dalam pendidikan. 

Baca Juga: Danantara Indonesia Siapkan SDM Berdaya Saing Global, Hasil Kerja Sama dengan Organisasi Pendidikan Terbaik di Dunia

Lebih dari 5.300 mahasiswa Indonesia kini menempuh studi di universitas-universitas Jepang (JASSO, 2024). 

Program beasiswa Monbukagakusho atau MEXT memberi kesempatan bagi lebih dari 1.100 mahasiswa Indonesia pada 2024 untuk menimba ilmu di negeri sakura. 

Di bidang riset, kolaborasi semakin aktif melalui program SATREPS, mempertemukan ilmuwan Indonesia dan Jepang dalam riset mitigasi  bencana, energi hijau, hingga industri 4.0. 

Baca Juga: Polytron Luxia Pro i5:Laptop Lokal dengan Performa Handal, Segini Harganya!

Pendidikan dan riset ini tidak hanya menghasilkan publikasi atau paten, tapi juga pertukaran cara berpikir antara kedisiplinan Jepang dan kreativitas Indonesia. 

"Namun, saya percaya nilai yang paling penting dari kerja sama Indonesia–Jepang bukan hanya angka investasi, jumlah beasiswa, atau data perdagangan. Nilai yang paling penting justru terletak pada persahabatan budaya,"ungkapnya.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosvitarini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X