VIMANEWS.ID-TEGAL-Polres Tegal berhasil mengungkap pemicu tawuran yang menyebabkan AFA (15) anak anggota DPRD Fraksi PKB Kabupaten Tegal, tewas pada Kamis (9/3/2023) lalu.
Enam dari 31 pelajar yang diamankan di Mapolres Tegal merupakan pelaku utama yang menganiaya langsung korban hingga mengalami pendarahan hebat dan akhirnya dinyatakan meninggal saat tiba di Rumah Sakit.
Selain itu 14 pelajar ditetapkan sebagai pelaku kepemilikan atau mempergunakan senjata tajam.
Barang bukti yang diamankan yakni delapan celurit, dua samurai, dua pedang, dan satu gergaji es.
Kapolres Tegal, AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, pelaku yang telah mengakibatkan korban AFA (15) meninggal dunia berjumlah enam orang dan berstatus anak di bawah umur.
"Mereka bersama-sama melukai korban dengan senjata tajam," kata Kapolres.
Korban,menurut Kapolres, meninggal dunia karena mengalami pendarahan hebat sehingga nyawanya tidak tertolong.
"Korban meninggal dunia dikarenakan ada jaringan arteri di bagian paha yang putus. Selain itu banyak juga luka-luka lainnya, di jari tangan," ujar AKBP Sajarod dalam konferensi pers di Mapolres Tegal Kota, Senin (13/3/2023).
Sajarod menjelaskan, keenam pelaku dijerat perkara tentang kekerasan tindak pidana anak Pasal 80 ayat (3) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 junto Pasal 170 ayat (2) ke 3e KUHP.
Selain itu, imbuhnya, juga dijerat UU Darurat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Senjata Tajam. Dan keenam pelaku terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara.
"Ini menjadi perhatian khusus. Saya mengimbau orangtua harus lebih mengawasi putra-putrinya. Jangan sampai jadi korban atau berhadapan dengan hukum," pesannya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tegal, AKP Vonny Farizky menjelaskan, tawuran pelajar yang mengakibatkan korban meninggal dunia tersebut bermula dari adanya saling ejek.
"Dari saling ejek itu, lalu menimbulkan saling menantang di media sosial. Mereka kemudian bertemu lalu melakukan tawuran," terang Vonny.
Pihak korban, membawa 15 orang. Sedangkan pelaku membawa sekira 30 orang.
"Setengah pelaku dari pihak korban melarikan diri. Tapi korban tertinggal dari rekan-rekannya, terjadilah aksi penganiayaan yang dilakukan oleh para pelaku," jelasnya.