Vimanews.id-Pasca kerusuhan beberapa hari lalu, ribuan warga Kabupaten Brebes berkumpul di dua titik utama Komplek Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) dan halaman Gedung Islamic Center Brebes.
Mereka berkumpul untuk menyatakan sikap tegas menolak kekerasan, menjaga kedamaian, dan memperkuat solidaritas sosial.
Deklarasi ini bukan hasil undangan resmi, bukan pula mobilisasi politik. Warga hadir karena keresahan kolektif pasca kerusuhan 30 Agustus 2025 yang mengguncang stabilitas lokal dan memicu kekhawatiran akan infiltrasi kekerasan dalam ruang sipil.
Baca Juga: Begini Seruan Dandim 0711 Pemalang Kepada Elemen Lapisan Masyarakat di Wilayahnya
Mereka datang dengan satu tujuan: memastikan bahwa Brebes tidak menjadi ladang konflik, melainkan rumah bagi ketenangan dan persatuan
Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, menyambut langsung aspirasi warga dengan penuh empati.
Ia menegaskan bahwa gerakan ini mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga ruang hidup bersama.
Baca Juga: Presiden Prabowo Perintahkan Kapolri Naikkan Pangkat Polisi yang Jadi Korban Demo Ricuh
"Hari ini masyarakat sendiri yang berkumpul dan ingin menemui saya. Mereka ikut prihatin, mereka mengungkapkan keresahan. Warga Brebes menginginkan kedamaian dan persatuan," ujar Bupati Paramitha.
Komandan Kodim 0713 Brebes, Letkol Inf. Sapto Broto, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif warga dan menyerukan pentingnya menjaga kondusivitas hingga tingkat lingkungan terkecil.
"Kita samakan persepsi untuk bersama-sama menjaga kondusifitas. Kalau bukan kita yang menjaga Brebes, lalu siapa lagi?" tegasnya.
Baca Juga: HUT ke-17 RS Dera As Syifa: Usung Tema Melangkah dalam Syukur, Melayani dengan Cinta
Kapolres Brebes, AKBP Lilik Ardhiansyah, menilai gerakan ini sebagai wujud nyata dari kesadaran masyarakat, di mana keamanan bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab kolektif.