"Ini buku terbitan perdana yang telah melalui penyempurnaan kritik dan saran akan diikuti oleh penerbitan buku selanjutnya.
Mengingat cukup banyak tokoh yang berada di jalur kultural yang memberikan kontribusi kepada ummat," ujar Ketua PCNU Kota Tegal, Abdal Hakim Tohari.
Moderator sekaligus Ketua Lesbumi PCNU Kota Tegal, Atmo Tan Sidik mengatakan, perbedaan pendapat dalam pemikiran yang ada di buku tersebut hendaknya dimaknai sebagai dinamika intelektual.
Baca Juga: Ribuan Warga Nahdiliyyin Kota Tegal Padati Pengajian Akbar 1 Abad NU
Apalagi seperti yang disampaikan oleh para narasumber bahwa NU terbiasa dengan kebhinekaan pendapat.
Karena sumber referensinya mendasarkan paham keagamaan kepada Al-Quran, As-Sunnah, Ijma dan Qiyas.
NU mengikuti faham ahlusunnah wal jama'ah dan menggunakan jalan pendekatan madzhab.
Baca Juga: Ribuan Warga Nahdiliyyin Kota Tegal Ikuti Jalan Santai Satu Abad NU
Di bidang aqidah, NU mengikuti faham Aswaja yang dipelopori oleh Imam Abul Hasan al Asy'ari dan Imam Abu Mansur al Maturidi.
Di bidang fiqih, NU mengikuti jalan pendekatan salah satu dari madzhab Abu Hanifah an Nu'man, Imam malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris As Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
"Sementara di bidang tasawuf, NU mengikuti antara lain Imam Al Junaid al Baghdadi dan Imam Al Ghazali serta imam-imam yang lain. Dalam tasawuf ada thariqoh mu'tabaroh yang diakui oleh ulama NU," jelasnya
Baca Juga: Peringati Harlah Satu Abad NU, PCNU Kota Tegal Gelar Bersih Bersih Pantai
Buku Yang Tak Pernah Menyerah tersebut diterbitkan oleh Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) NU Kota Tegal.
Ditulis oleh Firman Hadi, Ubaidillah, Hendri Lisdiantoro, dan Lutfi AN.
Artikel Terkait
Ribuan Warga Nahdiliyyin Kota Tegal Ikuti Jalan Santai Satu Abad NU
Ribuan Warga Nahdiliyyin Kota Tegal Padati Pengajian Akbar 1 Abad NU
Soal Video Bakul sayur Tolak Cak Imin, Ketum PKB Dianggap Sombong Netizen NU Pilih Nderek Gus Dur
Usai Dilantik Pengurus MWC NU Tegal Selatan Berkomitmen Ikut Menjaga Kondusifitas Pemilu 2024
Kisah Pahlawan Kemanusiaan Anggota Banser NU, Ibadah Natal Puluhan Tahun Silam Itu Menjadi Bagian Sejarah Memilukan Umat Nasrani