Kedua anaknya pun selesai pendidikan hingga strata satu.
Anak pertamanya yang perempuan lulusan fakultas pendidikan di Universitas Pancasakti (UPS) Tegal.
Sedangkan anak keduanya lulusan fakultas hukum di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Baca Juga: Usai Town Hall Meeting Danantara, Prabowo Mengaku Banyak Tegur Direksi BUMN
"Bahagia sekali, terharu. Ingin nangis karena bisa terlaksana. Kami bisa menjadi tamu Allah,"ungkapnya penuh rasa syukur.
Sementara itu, Mulyasih menceritakan, dia menabung uang hasil penjualan ketoprak sedikit demi sedikit.
Dari harga ketoprak yang masih Rp 300 di tahun 1990-an, hingga harga sekarang Rp 13 ribu.
Uang yang dia kumpulkan setiap hari itu, nantinya sebulan sekali ditabung di bank agar aman.
"Namanya dagang kan gak mesti. Jadi kadang sehari bisa menyisihkan Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, kalau sedang ramai ya sampai Rp 100 ribu,"jelaanya.
Tetapi Mulyasih sudah membagi uang yang disisihkannya ke tiga tabungan.
Baca Juga: Setiap Rabu ASN di Jakarta Wajib Gunakan Moda Transportasi Umum, Kecual8 Bagi Golongan Ini
Pertama untuk kebutuhan hari ini, lalu untuk masa depan anak, dan terakhir tabungan untuk hari akhir yaitu sedekah dan haji.
"Alhamdulillah tahun 2012, kami bisa pesan dua kursi dengan total pembayaran Rp 50 juta. Tahun ini setelah dikatakan bisa berangkat, kami melakukan pelunasan," terang Mulyasih
Menurut Mulyasih, keinginannya bersama suami untuk berhaji karena mempunyai prinsip hidup mencari ketenangan.