Vimanews.id-Mungkin Kita Perlu Waktu, Kisahkan Keluarga dengan Trauma Mendalam
Corona Picture baru saja merilis trailer film berjudul Mungkin Kita Perlu Waktu.
Film ini merupakan drama keluarga yang menyentuh.
Baca Juga: Satu Suara Dengan Prabowo,Raffi Ahmad di Momen Hari Buruh 2025 Sebut Kita Harus Beri Kesejahteraan
Karya sutradara Teddy Soeriaatmadja yang juga menulis naskah Film ini mengisahkan sebuah keluarga yang terlihat baik-baik saja, tetapi ternyata masing-masing memiliki trauma mendalam.
Hubungan semacam ini membuat mereka perlu untuk kembali menyesuaikan hidup di antara satu sama lain.
Dikutip dari kanal Youtube SinopsisSinema lewat videonya yang diunggah pada 25 April 2025, dalam trailernya menampilkan cuplikan hubungan sebuah keluarga yang semakin renggang akibat peristiwa traumatis.
Baca Juga: Begini Cara Ratusan Buruh di Kota Tegal Gelar Peringatan Hari Buruh Internasional
Cerita berpusat pada pasangan suami istri, Restu (diperankan Lukman Sardi) dan Kasih (diperankan Sha Ine Febriyanti), yang sedang menjalani masa paling gelap dalam hidup mereka.
Anak sulung mereka, Sarah (Naura Hakim), telah meninggal dunia, meninggalkan duka yang mendalam di dalam rumah, terutama bagi Ombak (Bima Azriel), sang anak bungsu, yang diam-diam pernah mencoba mengakhiri hidupnya.
Restu dan Kasih sudah menikah puluhan tahun, tetapi komunikasinya buruk, sehingga kerap saling berasumsi.
Sementara hubungan orang tua dan anak, Ombak yang meski tinggal serumah dan sering makan bersama, mereka tetap tidak tahu cara berkomunikasi yang baik satu sama lain.
Artikel Terkait
Diangkat dari Novel Best Seller, Film Rumah Untuk Alie Kisah Gadis Korban Perundungan Akan Segera Tayang Di Bioskop
Film ke 11 Joko Anwar "Pengepungan di Bukti Duri" Angkat Krisis Sosial di Indonesia
Film Jumbo Tembus 5 Juta Moviegoers, Wakil Presiden Gibran Sebut Era Baru Industri Animasi Indonesia
Film Jalan Pulang, Perjuangan Luna Maya Sembuhkan Sakit Putri Kesayangannya
Film Sayap Sayap Patah 2: Olivia, Kisahkan Perjuangan Seorang Ayah di Tengah Ancaman Terorisme