publik

Abdul Fikri Faqih: Perlu Konsep Riil Pendidikan Karakter

Kamis, 9 Maret 2023 | 19:25 WIB

VIMANEWS.ID-TEGAL-Kemerosot karakter para pelajar SMP atau SMA di Indonesia saat ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19. Seperti meningkatnya permohonan dispensasi nikah ataupun kasus kriminalitas yang melibatkan pelajar sebagai pelaku.


Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih disela sela workshop pendidikan bertema Optimalisasi Peran Pendidikan Karakter untuk Siswa Pendidikan Menengah di Hotel Plaza Tegal, Kamis (9/3/2023).


Ada dua hal, kata Fikri yang dikeluhkan atas dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat pandemi Covid-19. Yaitu pembelajaran praktek tidak bisa dilakukan dan tidak bisa optimalnya pendidikan karakter.


"Problematika saat ini, banyak pelajar yang juga merupakan anak di bawah umur berhadapan dengan hukum. Seperti kasus asusila hingga kriminalitas berupa pembunuhan," kata Fikri kepada sejumlah awak media.


Begitu pandemi selesai, sambungnya, di beberapa kabupaten/kota tejadi pengajuan dispensasi nikah secara massal.


"Mereka mengajukan dispensasi nikah meskipun baru SMP atau SMP. Ini tentu problematika yang tidak ringan, ini serius," tandas anggota DPR RI Fraksi PKS dari Daerah Pemilihan Jateng IX Kota/Kabupaten Tegal dan Brebes.


Menurut Fikri, saat ini Komisi X DPR RI sedang membahas beberapa hal yang berkaitan dengan peningkatan pendidikan karakter. Pertama terkait upaya meningkatkan kompetensi guru sebagai pendidik karakter.


"Pendidikan karakter sudah menjadi amanat dari UUD 1945 dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pendidikan karakter ini sebenarnya kesadaran sudah lama, tapi memang implementasinya yang bervariasi," ujarnya.


Ini, lanjut Fikri perlu diskusi, karena tidak bisa jika pendidikan karakter hanya mengandalkan pelajaran agama. Tetapi bisa dari sejarah, bahasa, kewarganegaraan, dan pelajaran lainnya.


Lebih lanjut Fikri menyampaikan, Komisi X DPR RI juga mendesak Kemendikbud Ristek RI untuk membuat konsep pendidikan karakter yang lebih riil. Sehingga tidak hanya sebatas dorong kata-kata bahwa pendidikan karakter ataupun character building itu penting, tapi harus diwujudkan dalam konsep riil.


Fikri pun mengaku tidak setuju adanya usulan penghapusan pelajaran sejarah. Sebab, banyak juga anak-anak yang kemudian memiliki karakter baik karena menyukai pelajaran sejarah, seperti mengidolakan sosok Jenderal Soedirman.


"Maka perlu didiskusikan, diformulakan sehingga lebih riil tentang konsep pendidikan karakter. Tidak ngawang-ngawang, tidak sebatas statment pendidikan karakter itu penting," pungkas Fikri.

Tags

Terkini