Meski revolusi, Iran diakui sebagai revolusi paling berpengaruh di dunia, selain revolusi Prancis dan revolusi Uni Soviet,
namun ternyata revolusi ini berdampak besar bagi perempuan yang merasa tertekan dengan banyaknya aturan baru yang ketat.
Dampaik lain dari revolusi ialah memanasnya hubungan antara Iran dan Amerika Serikat padahal sebelumnya kedua negara ini bersahabat.
Terlebih karena Iran merupakan pemasok minyak tetap saat itu.
Konflik bermula saat revolusi terjadi, mahasiswa Iran menduduki kedutaan besar Amerika Serikat di Teheran selama 444 hari, ditambah dugaan bahwa Teheran mengembangkan senjata nuklir untuk pemusnah massal.
Baca Juga: Anak Anak Palestina Tuliskan Ini Di Tangan Mereka, Kabar Korban Meninggal Di Gaza Capai 4000 Jiwa
Sejak saat itu berbagai masalah antar keduanya bermunculan, bahkan Amerika Serikat tidak ingin lagi mengambil minyak dari Iran.
Tindakan embargo pun diikuti oleh sejumlah negara besar lainnya, sehingga meski Iran kaya akan sumber daya nomer 2 setelah Arab Saudi, namun Iran tetap dikucilkan oleh negara negara besar.
Tidak tinggal diam, meski dikucilkan karena diberi sanksi, Iran justru menjadi mandiri dan cukup maju dalam bidang sains, teknologi militer dan ekonomi.
Baca Juga: Akibat Perang Israel dan Hamas, Anak Gaza Alami Trauma Dan Gejala Ini
Salah satunya adalah menciptakan pesawat tak berawak, Syahid 136 yang dikenal sebagai drone pembunuh Iran.
Iran juga memiliki komoditi ekspor non minyak yang tak kalah besar nilainya seperti kacang picastio dan karpet yang menguasai pasar dunia.***