Vimanews.id- Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan dan koalisi PPP, Hanura serta Perindo, Ganjar Pranowo menyampaikan kegelisahannya di media sosial Instagram pribadinya bercentang biru.
Dalam video itu Ganjar Pranowo menyoroti putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang menyatakan ada pelanggaran etik berat di balik keputusan batas usia capres-cawapres oleh Ketua MK.
Ganjar Pranowo dalam tayangan video tersebut mengaku gelisah setelah mendengar ada pelanggaran etik berat di balik keputusan hakim MK.
Baca Juga: Begini Tanggapan TPN Ganjar-Mahfud Terhadap Putusan MKMK
Dari situ, Ganjar mengaku semakin gelisah dan terusik, mengapa dari sebuah keputusan dan sebuah proses dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos, apa ada bentuk pertanggungjawabannya pada rakyat secara hukum?
"Mengapa keputusan dengan masalah etik dimana etik menjadi landasan dari hukum masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara," kata Ganjar sebagaimana dikutip Vimanews.id dari tayangan video instagram resminya @ganjar_pranowo, Minggu (12/11/2023).
Dalam tayangan tersebut Ganjar juga mempertanyakan, mengapa hukum tampak menyilaukan dan menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya?
Baca Juga: Viral Video Konser Relawan Ganjar di Kudus,Penonton Kompak Teriakkan Nama Prabowo
"Saya berbicara sebagai bagian dari warga, sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan," tandas Ganjar.
Majelis Kehormatan MK, kata Ganjar, telah menyampaikan keputusannya, Majellis kehormatan MK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi republik ini masih menjunjung tinggi ruh demokrasi.
"Indonesia kita masih sangat panjang perjalannya. Saya berharap masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi yang berdasar nilai nilai luhur bangsa, tanpa tendensi apapun yang mencederai demokrasi kita," ujar Ganjar dalam tayangan video tersebut.
Menurutnya, generasi yang ada saat ini, punya tanggungjawab sejarah.
"Apakah kita akan mengorbankan sejarah panjang Indonesia kita kedepan, jawaban saya tidak,"tegasnya.