Vimanews.id-Nama negara Djibouti mungkin sangat asing untuk banyak orang. Negara ini merupakan negara kecil yang terletak di Asia Timur.
Djibouti adalah negara beriklim subtropis dengan cuaca panas paling ekstrem, panas dan gersang, Sehingga temperatur tinggi sudah biasa terjadi setiap tahun.
Di negara Djibouti ini kisaran suhu harian rata-rata antara 32 hingga 41 derajat celcius.
Baca Juga: Daftar Rumah Makan Indonesia di Luar Negeri, Masakan Apa Saja yang Dijual?
Hal inilah yang membuat Djibouti mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih baik untuk minum ataupun untuk mandi.
Karena itu di Djibouti mandi dianggap sebagai sesuatu yang istimewa.
Di Djibouti juga terdapat sebuah kebiasaan, dimana penduduknya cenderung berbicara dengan volume yang sangat pelan.
Baca Juga: Unik! Begini Kehidupan di Belanda yang Tidak Akan Ditemui di Negara Lain
Ini dilakukan agar mereka tidak kehilangan cairan tubuh akibat penguapan yang terjadi saat berbicara dengan volume keras.
Dengan berbicara pelan mereka berupaya menjaga kelembaban tubuh dan mengurangi resiko dehidrasi di tengah kondisi yang sangat sulit untuk mendapatkan pasokan air bersih.
Negara Djibouti mengalami kesulitan dalam mengakses air tawar karena beberapa faktor geografis dan lingkungan yang mempengaruhi wilayahnya.
Salah satu faktor utamanya adalah kurangnya sumber air permukaan yang cukup, seperti sungai atau danau.
Tanah gurun pasir mengambil tempat dominan sebesar 90 persen di seluruh wilayah negara Djibouti, menjadikan penguapan air yang tinggi dan curah hujan yang rendah.