Petaka Marapi pun dimulai, banyak pendaki membuat situasi diatas cukup menimbulkan kepanikan dan berusaha berlarian menyelamatkan diri.
Sayangnya Erry Ince yang saat kejadian terkena batu panas berukuran buah salak melihat batu sebesar bola kaki menimpa kepala Abel dan terajtuh dilokasi kejadian.
Peristiwa itu membuat dua pendaki asal Amerika juga mengalami luka parah yakni terbakar seluruh tubuh.
Beruntungnya seluruh pendaki selamat dan berkumpul di Polsek Koto Baru, setelah bantuan para pendaki Gunung Singgalang berdatangan mengevakuasi.
Setelah mendapat perawatan medis para pendaki memberikan keterangan satu persatu dan diperoleh hasil hanya 1 pendaki yang tertinggal di Top Marpati.
Pendaki tersebut bernama Abel Tasman alumni SMAN 6 Padang yang roboh di lokasi kejadian setelah terkena batu di bagian kepala.
Evakuasi korban Abel baru bisa dilakukan keesokan harinya setelah hujan abu belerang Marapi reda dan kondisi lokasi bisa terpantau.
Abel ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Top Marpati dan dinyatakan oleh tim medis meninggal dunia di lokasi saat letusan Gunung Marapi terjadi pukul 09.15 WIB.
Oleh pihak keluarga, Abel Tasman yang naik ke Gunung Marapi bersama Erick Incek, Rum dan Pak Us kemudian dimakamkan di daerah Gunung Pangilun.
Peristiwa memilukan letusan Gunung Marapi yang telah memakan korban jiwa berhasil diabadikan oleh seorang pendaki senior Pak Jon sebanyak 2 kali dalam bentuk foto.
Tragedi musibah letusan Gunung Marapi di tahun 1992 itu membuat ratusan pendaki membangun tugu untuk mengenang Abel Tasman.
Rencana pemasangan yang mestinya dilakukan pada tahun 1993 baru dapat direalisasikan pada 5 Juli 1994, yang dihadiri oleh ratusan pendaki.
Penancapan Tugu Abel tersebut sempat mengalami kesulitan akibat struktur tanah pada Top Marpati sulit untuk digali dan berbahaya jika dipaksakan dapat menyebabkan longsor.
Dengan sejumlah kesepakatan posisi Tugu Abel didirikan dengan posisi serong menghadap ke Top Marpati sesuai dengan harapan pendaki "Abel sedang melihat."