Vimanews.id-106 hari lamanya perang sengit antara Hamas dan Israel terjadi, penjajah jalur Gaza membuat status anak-anak yatim piatu setiap jamnya.
Pecahnya perang Palestina dan Israel sejak 7 Oktober lalu membuat satu persatu warga sipil kehilangan nyawanya, mereka syuhada di tangan penjajah Jalur Gaza.
Israel membuat nyawa para syuhada kehilangan nyawa di hadapan anak-anaknya, bukan hanya ayah yang meninggal ibu anak-anak Palestina turut ditembus senjata pasukan IDF.
Postingan akun Instagram @spiritofaqsa.or.id yang diunggah oleh akun @_indadari_ pada 19 jam lalu itu mengangkat kisah pilu warga dan anak-anak Palestina selama 106 hari.
Jenazah para syuhada tiba satu demi satu di rumah sakit, orang-orang berkumpul untuk
menerimanya, dan anak-anak berkumpul dengan tenang dan mencoba untuk melihat sekilas wajah para syuhada untuk terakhir kalinya.
Dunia seolah telah terbiasa dengan genosida yang menelan korban jiwa lebih dari 29 ribu warga sipil Palestina telah syuhada oleh serangan pasukan Israel.
Dalam sehari sebanyak 14 pembantaian yang dilakukan oleh penjajah di hari ke 106, sedikitnya 165 nyawa, bahkan video maupun gambaran warga Palestina tidak merespon kemarahan berbagai negara.
Kaum ibu menjadi sasaran utama serangan Israel kepada warga sipil di jalur Gaza, padahal para ibu itu tengah mempersiapkan generasi pejuang untuk memerdekakan tanah suci kelahiran.
Menurut UN Women yang dilansir oleh spiritofaqsa.or.id bahwa Israel membunuh dua ibu setiap jamnya, angka tersebut memicu bertambahnya jumlah anak yatim piatu di Jalur Gaza.
Peningkatan status yatim piatu pada anak Palestina telah mencapai telah mencapai 10.000 anak.
Peperangan mengantarkan angka pengungsi perempuan dan anak perempuan mencapai sekitar 1,9 juta dari 2,3 juta pengungsi di Jalur Gaza.
Mirisnya dalam kondisi perang, penjajah Israel membanggakan klip video yang mendokumentasikan pengeboman sebuah gedung di Universitas Al-sra.