Namun, ia juga tidak mampu melakukan akselerasi percepatan pembangunan di tahun ke dua memimpin Lumajang karena ada Badai Covid 19 dan juga bencana alam Gunung Semeru yang erupsi.
"Jujur itu cobaan, jadi saya harus fokus penanganan Covid dan korban Bencana Semeru," tandasnya.
Pada saat penaganan Covid 19, Cak Thoriq sukses melakukan program Ngeramut Tonggo dengan mengerakan masyarakat peduli bagi tetangganya yang terkena virus.
"Alhamdulillah, gerakan Ngeramut Tonggo mendapat antusias luar biasa," kata Cak Thoriq.
Sedangkan untuk penanganan bencana Awan Panas Guguran (APG) Semeru dilakukan relokasi pemukiman warga ke tempat baru.
"Alhamdulillah berkat koordinasi cepat dengan Presiden dan Menteri Kehutanan, jadi ada lahan untuk membangun Hunian Sementara dan Tetap korban APG Semeru dan tuntas," jelasnya.
Baca Juga: Wakil Ketua DPD PSI Brebes Bantah Dukung PDI Perjuangan di Pilkada Brebes 2024, Ini Sebabnya
Lebih lanjut Cak Thoriq menyampaikan keinginanya untuk menggerakan potensi alam, pertanian da menjadikan wisata Lumajang sebagai penggerak ekonomi masyarakat serta menata ulang tata kelola retribusi dan pajak pasir.
"Saya ingin meningkatan ekonomi masyarakat dan PAD dari sektor tambang serta jasa,"ujar politisi PKB tersebut.
Masukan dan dukungan dari berbagai kalangan saat turun ke lapangan, merupakan semangat perubahan hidup masyarakat.
Baca Juga: Begini Cara Bawaslu Kota Tegal Ajak Ormas dan OKP Awasi Pilkada Serentak 2024
"Bermodalkan dukungan besar dari masyarakat, tentu untuk menjadikan Lumajang Bangkit dan Maju disegala bidang dapat tercapai," pungkasnya.****