Istilah ini sendiri mengacu pada latar belakang Rasul Petrus yang dulunya adalah nelayan di Danau Galilea. Tradisi penyematan cincin ini dipercaya telah berlangsung sejak abad ke-13.
Dulu, cincin ini memiliki fungsi praktis sebagai segel resmi dokumen-dokumen penting Paus. Namun sejak 1842, peran itu beralih menjadi simbolis, meskipun tetap unik untuk setiap Paus.
Saat seorang paus wafat, cincin beserta meterai timbalnya akan dihancurkan menggunakan alat khusus, sebuah ritual simbolik yang menandai akhir masa jabatannya dan mencegah potensi penyalahgunaan dokumen.
Untuk diketahui, setiap Paus mengenakan cincin dengan desain yang personal.
Paus Benediktus XVI dulu memilih cincin emas dengan ukiran Petrus sedang melempar jala dari perahu.
Sementara Paus Fransiskus menggunakan cincin perak berlapis emas yang diwarisi dari sekretaris Paus Paulus VI.
Baca Juga: Banyak Sahabat yang Belum Diundang, Artis Cantik Luna Maya Bakal Gelar Resepsi di Jakarta
Kini, Paus Leo XIV akan mengenakan cincin dengan ilustrasi Santo Petrus membawa kunci dan jala.
Simbol tersebut merupakan kelanjutan misi apostolik yang telah berjalan lebih dari dua milenium. Sebuah penanda bahwa meski dunia berubah, panggilan spiritual Gereja tetap abadi.***