Vimanews.id-Kisah perjuangan Asnat Nenabu, guru PAUD di Fotila, TTS, NTT, kembali mencuat setelah Presiden Prabowo Subianto menanggapi videonya dan menetapkannya sebagai PPPK paruh waktu.
Dengan gaji kecil, Asnat tetap mengajar penuh dedikasi. Baginya, profesi guru di NTT adalah panggilan jiwa, bukan sekadar status PPPK atau perhatian Prabowo.
Semangat Asnat sebagai guru NTT yang kini diangkat PPPK oleh Prabowo Subianto menunjukkan bahwa pengabdian tulus dapat melampaui keterbatasan finansial dan jarak.
Baca Juga: Pendidik Banyumas Umi Salamah: Pidato Prabowo Menguatkan Semangat Guru Pendidikan Non-Formal
Ia menegaskan pendidikan adalah nafas hidupnya. Sepanjang mampu berdiri dan berjalan, ia berkomitmen mendidik generasi kecil di kampung terpencilnya.
“Sampai saya tidak bisa berjalan, baru saya berhenti mengajar. Biar saya berbakti pada anak-anak saya,” ujar Asnat di PAUD Sob’ana Fotila.
Asnat baru menjadi PPPK paruh waktu setelah 36 tahun mengabdi. Ia sempat mengajar di SMP Kristen Puli dan SD Inpres Fotilo sebelum bertahan di PAUD.
Baca Juga: Usulan SIM Seumur Hidup Menguat, Sudding Dorong Polri Permudah Administrasi bagi Masyarakat
Meski kini gajinya naik menjadi Rp500 ribu per bulan sejak enam bulan terakhir, Asnat menegaskan uang bukan alasan ia memilih dunia pendidikan.
Ia ingin menanamkan etika, keberanian, dan kejujuran sejak dini. Baginya, karakter kuat dibangun dari pendidikan PAUD yang konsisten dan penuh kasih.
Kecintaan Asnat terhadap anak-anak bahkan ia jalani sejak mereka masih dalam kandungan. Ia juga menjadi Ketua Posyandu untuk mendampingi ibu hamil.
Baca Juga: Prabowo: Guru Tegas Bukan Masalah, Justru Bentuk Pembinaan untuk Karakter Anak
Ia mengawal bayi sejak kandungan hingga usia balita, lalu merangkul mereka kembali ketika memasuki PAUD sebagai bagian dari tugas pengabdiannya.