Kata Takjil Tak Lagi Asing Di Telingga Masyarakat, Begini Sejarah dan Awal Kemunculannya di Indonesia

Photo Author
- Rabu, 12 Maret 2025 | 20:27 WIB
Berbagi Takjil Di Saat Ramadan Sudah Jadi Tradisi Masyarakat Indonesia (YouTube COMMON SENSE RELIGION)
Berbagi Takjil Di Saat Ramadan Sudah Jadi Tradisi Masyarakat Indonesia (YouTube COMMON SENSE RELIGION)

 

Vimanews.id-Setiap Ramadan tiba erat dengan satu kata yakni takjil. Orang Indonesia menyebutnya sebagai hidangan pembuka orang yang berpuasa di bulan Ramadan.

Bagaimana sejarah takjil di Indonesia, dan seperti apa awal kemunculannya, hingga masyarakat menyebutnya di setiap Ramadan.

Dikutip dari akun YouTube COMMON SENSE RELIGION yang videonya diunggah 7 Maret 2025 menyebutkan, takjil merupakan hidangan yang selalu hadir di setiap Ramadan.

Baca Juga: Pengadilan Agama Jakarta Selatan Kembali Gelar Sidang Perceraian Baim Wong dan Paula Verhoeven, Ini Agendanya!

Bagaimana takjil pertama kali muncul di Indonesia, dari tradisi yang sederhana hingga menjadi bagian penting dari budaya berbuka puasa.

Takjil atau makanan ringan saat buka puasa tidak pernah absen di setiap Ramadan.

Para pedagang kolak, kurma dan aneka minuman selalu menjadi pemandangan yang meramaikan bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Seperti Ini Pengakuan Pelawak Senior Wanita Nunung! Miliki Masalah Kesehatan Mental Bikin Badan Lemah Semua

Istilah takjil sangat populer di tengah masyarakat Indonesia, khususnya ketika bulan suci Ramadan tiba. Banyak yang mengartikan takjil sebagai sebuah menu makanan, padahal sebenarnya hal tersebut kurang tepat.

Karena pada konteksnya, takjil ini menuju pada anjuran menyegerakan berbuka. Dalam bahasa Arab menyegerakan berbuka ini disebut tajilul fitri.

Tradisi berbagi takjil dan berbuka bersama di masjid pada mulanya dimaksudkan sebagai strategi dakwah guna menarik minat jamaah untuk datang ke masjid dan menghidupkan Ramadan, dengan ibadah dan kegiatan positif.

Baca Juga: Bulan Suci Ramadan Diwajibkan Puasa Bagi Umat Muslim dan Disunahkan Makan Sahur Sebelumnya, Begini Penjelasannya!

Ada yang menyebut tradisi ini bermula di Kauman Yogyakarta sejak 1950-an dan terus dilestarikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosvitarini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X