VIMANEWS.ID-TEGAL-Penyaluran beras medium dalam rangka Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras terus diperluas dan ditingkatkan dengan mendorong beras Bulog ke penjualan ritel.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perum Bulog Sub Divre Pekalongan Ramadin Ruding, Selasa (31/1/2023).
SPHP, kata Ramading merupakan program Bulog saat masyarakat kesulitan dengan kenaikan harga beras. Tahun lalu program ini bernama Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).
"Hari ini, kami mendistribusikan sebanyak 28 ton beras medium untuk 12 pasar di eks-Karesidenan Pekalongan. Wilayah operasional kami tujuh kabupaten/kota, dari Brebes- Batang. Ada 12 pasar dengan rata-rata 2 ton per pasar," jelas Ramading.
Terkait harga, lanjut Ramading, dari Bulog harga beras medium tersebut Rp 8.300 per kilogram. Untuk ditingkat pengecer penjualan maksimal dengan harga Rp 9.400 per kilogram.
"Jika melebihi, sanksinya kami akan mencabut spanduk dan hak penjualan beras medium SPHP tersebut," jelasnya.
Ramadin berharap, penyaluran beras medium SPHP tersebut dapat membantu dan meringankan masyarakat.
"Saat ini sudah mulai terjadi penurunan harga beras secara bertahap. Harapannya harga beras sudah mulai normal dan sesuai standar pada Februari 2023," kata Ramadin.
Prinsipnya, imbuh Ramadin, tidak boleh ada kelangkaan beras di lapangan. "Makannya kami segera turun secara masif," tandasnya
Sementara itu, pedagang beras di Pasar Pagi Kota Tegal, Fitri (44) mengatakan, ia sangat terbantu dengan adanya program SPHP yang sudah berlangsung sejak November 2022, lalu.
Karena harga beras medium saat ini masih tinggi, seharga Rp 12 ribu per kilogram.
Menurut Fitri, beras medium Bulog yang harganya Rp 9.400 per kilogram atau Rp 47 ribu per 5 kilogram tersebut, juga selalu ludes terjual.
"Banyak yang nyari, yang antre banyak. Dua hari kita kan dapat 2 ton, langsung habis hari itu," jelas Fitri.