Vimanews.id-Kesenian tari perang dan musik suku Dayak yang ditampilkan anggota Batalyon Infanteri 400 Bateng Riders Semarang dalam puncak peringatan HUT Ke 78 TNI dan HUT Ke 73 Kodam IV Diponegoro sangat mempesona.
Tampak ribuan penonton pun menikmati penampilan kesenian tari perang dan musik suku Dayak yang sebelumnya belum pernah ada di Tegal.
Komandan Kodim 0712 Tegal, Letkol Inf Suratman mengatakan penampilan grup musik Enggan Sape yang merupakan kesenian dari suku Dayak ini bermula saat ia masih menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri 400 Banteng Riders Semarang, pada 2020-2021, lalu.
Baca Juga: Kunjungan Kerja Ke Kodim 0712 Tegal, Ini yang Disampaikan Danrem 071 Wijaya Kusuma Dalam Arahannya
Dandim melihat ada tiga pemuda yang berasal dari Kalimantan Barat tersebut memiliki keahlian musik dan tarian suku Dayak.
"Dan muncullah ide untuk mewadahi mereka agar tetap melestarikan kebudayaannya," ujar Dandim, Sabtu (28/10/2023).
Sehingga pada saat HUT ke-78 TNI, pihaknya mengundang ketiga anggota Batalyon Infanteri 400 Banteng Raiders Semarang itu untuk bermain di Tegal.
Baca Juga: Ikut Mengangkat Kebudayaan Tradisional, Kodim O712 Tegal Gelar Lomba Ini!
"Kebetulan mereka saya bina untuk mempertahankan budaya mereka di manapun bertugas," ungkapnya.
Ketiga anggota TN8 dari Batalyon 400 Banteng Raiders Semarang tersebut yaitu Prada Andreas Ali (22), Prada Stevanus Dio (22) dan Prada Lupey (23), anggota TNI dari Batalyon Infanteri 400 Banteng Raiders, Semarang.
Mereka menampilkan kesenian Tari Perang Suku Dayak Kalimantan, grupnya bernama Enggan Sape.
IkurangkaoanBaca Juga: Ini Rangkaian Peringatan HUT ke 78 TNI di Tegal
Dengan diiringi musik sape yang dibawakan oleh Prada Lupey, kedua rekannya Prada Andreas Ali dan Prada Stevanus Dio menari berhadapan, sembari sesekali menggigit senjata tradisional suku Dayak, mandau.