Ditemui di Mako Kodim 0712 Tegal, Prada Andreas Ali mengatakan, tari yang ditampilkannya merupakan tarian adat suku Dayak.
Tarian tersebut biasanya selalu ada dalam acara adat, seperti pernikahan.
Baca Juga: Datang ke Pameran Alutsista, Ini Harapan Warga Kota Tegal
"Tarian itu menceritakan seseorang yang ingin memasuki dan menganggu wilayah. Tetapi ditahan oleh masyarakat Dayak,"terangnya.
Sementara itu Prada Stevanus Dio mengaku sangat senang sekali bisa menampilkan tarian asli suku Dayak di Tegal.
Menurutnya, orang asli suku Dayak dari kecil sudah diajarkan cara menari, karena ada di setiap acara adat.
Sehingga saat dibentuk tim di Yonif 400/BR Semarang, tinggal penyesuaian saja.
"Kami senang sekali bisa tampil di Tegal. Karena budaya kita di manapun berada harus tetap dijaga dan dikembangkan," ujarnya.
Prada Lupey yang mempunyai keahlian berbagai alat musik termasuk alat musik Sapek itu, juga mengaku bangga bisa melantunkan musik tradisional Kalimantan Barat di Tegal.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Kirab Merah Putih dan Pameran Alutsista, Berikut Rutenya
Sape ini merupakan alat musik dari kayu yang memang untuk dikolaborasikan dengan tarian Dayak.
"Suara alunan musiknya memang merdu dan enak didengar. Warga suku Dayak juga menyebutnya dengan istilah suara surga," pungkasnya.