Kisah Pelindung Masyarakat Brebes Jawa Tengah Di Jaman Raja, Begini Sejarah Jaka Poleng Yang Melegenda Hingga Masa Kini

Photo Author
- Sabtu, 2 Desember 2023 | 12:08 WIB
Ilustrasi Ai Pemuda Laksito dengan kuda Kiai Genta, sejarah Jaka Poleng legenda Brebes (Tangkapan layar akun TikTok @ceritarakyat.ai)
Ilustrasi Ai Pemuda Laksito dengan kuda Kiai Genta, sejarah Jaka Poleng legenda Brebes (Tangkapan layar akun TikTok @ceritarakyat.ai)

Vimanews.id-Nama Jaka Poleng menjadi sejarah yang sangat dikenal khususnya oleh masyarakat di Kabupaten Brebes Jawa Tengah, mereka percaya keberadaannya sebagai pelindung rakyat.

Jaka Poleng ini menjadi bagian sejarah Kabupaten Brebes, kisahnya sangat melegenda dan menjadi kepercayaan yang erat di kalangan masyarakat.

Pada kisah masa lalu Jaka Poleng menjadi bagian sejarah pemerintahan Kabupaten Brebes, sosok legenda itu diketahui adalah seorang abdi dalem khusus merawat kuda tunggangan raja.

Baca Juga: Kisah Raja Faisal Dalam Pembelaan Terhadap Palestina, Mengenang Sejarah Embargo Minyak 50 Tahun Silam Melumpuhkan Ekonomi Barat

Nama Jaka Poleng itu berawal dari kisah seorang pemuda bernama Laksito yang memelihara kuda para raja, salah satu kuda kesayangan raja diberi nama Kiai Genta.

Bersama Genta, Laksito menggembala kuda ke tengah ladang mulai pagi hingga siang hari matahari berada di atas kepala.

Laksito memutuskan untuk istirahat sejenak ditengah tugasnya mengembala Kiai Genta kuda milik raja, saat itu pemuda yang bertugas merawat kuda melihat ular poleng dengan mahkota berwarna emas.

Rasa penasaran yang sangat hebat membuat Laksito mengikuti kemana arah ular itu pergi, saat sedang mengikuti ia melihat ular bersembunyi di balik semak-semak.

Sayangnya saat ikut masuk kebalik semak-semak ia hanya menemukan kulit ular yang telah terkelupas, Laksito terkejut saat melihat kulit ular berwarna emas.

Baca Juga: Pelantun DiGeol Geol Asal Tegal Brebes Akan Ramaikan Panggung PESTARIA INDOSIAR, Hindari Jalan Yang Satu Ini

Melihat kulit ular itu langsung Laksito memungut dan memasukannya dalam kantong serta meninggalkan semak-semak itu untuk pulang ke kantor bupati tempat ia mengabdi.

Setiba di kantor bupati, Laksito langsung masuk ke dapur dan bertemu bi Ojah serta mengajaknya bicara.

Namun Bi Ojah hanya mendengar suara Laksito dan tidak melihat tubuh pemuda pengasuh kuda raja, hal itu membuat perempuan di dapur tersebut kaget dan ketakutan.

Hal itu lantas membuat bi Ojah memanggil sang Bupati, sikap bi Ojah tersebut turut membuat pemuda bernama Laksito itu kebingungan dan kaget.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Desty M Loui

Sumber: TikTok @ceritarakyat.ai/ Jaka Poleng Brebes

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X