“Seluruh lapisan masyarakat di pelosok-pelosok juga bisa tersentuh buku yang bermutu,” kata Supriyatno.
Sementara Budayawan Pantura, Atmo Tan Sidik mengharapkan para penulis yang ada di Tegal dan Brebes menghimpun kearifan lokal untuk menjadi referensi bacaan elit maupun masyarakat, sehingga dapat tumbuh karakter masyarakat yang ideal.
Atmo juga mengatakan pentingnya mengungatkan revitalisasi bahasa Tegal. Dr. Maufur selaku tokoh tiga daerah, meminta kepada Komisi X DPR RI agar tetap cair dalam berkomunikasi, utamanya dalam mengakomodasi keinginan para penulis, seniman, budayawan dan jurnalis di daerah.
Baca Juga: Viral Aksi LGBT Resahkan Dunia Pendidikan, Fikri Desak Kemendikbudristek RI Bereskan
“Pada kesempatan ini, saya sampaikan sebenarnya banyak para penulis Tegal dan Brebes yang ingin membukukan karya-karyanya, tapi terkendala oleh finansial. Harapanya kepada Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek bisa memberikan solusi,” pungkas Atmo.