Namun kedua orang tersebut sama sekali tidak ada bukti nyata yang dirasakan oleh warga masyarakatnya.
Jangankan memperjuangkan nasib warga desanya, wakil rakyat itu justru sangatlah susah diajak berkomunikasi walaupun sekedar "Say Hello" di pesan singkat Whatsapp.
"Aja maning ngurusi PKH karo BPNT, om. Wong loro kue weruh kondisi dalan rusak parah beh anteng ora temandang usaha nggo ndandani dalan. (Jangankan mengurus persoalan PKH dan BPNT, om. Kedua orang tersebut, lihat kondisi jalan Rusak Parah saja tidak ada usahanya untuk memperbaiki dengan mengaspal.red).", lanjut warga lainya.
Kegiatan Audiensi tersebutpun tertuang dalam nota kesepakatan antara pihak warga dua desa, perwakilan Kepolisian, perwakilan Kecamatan, hingga dinas instansi terkait.
Ratusan warga masyarakat yang menuntut pihak penegak hukum dan juga dinas instansi terkat untuk memberikan kepastian persoalan PKH dan BPNT itu berlangsung kondusif hingga akhir, walaupun Kepala Desa terkesan "Sembunyi" didalam ruang kerjanya tanpa mau menerima peserta Audiensi.***