Buka Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), Ini Pesan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim Untuk Para Wartawan

Photo Author
- Rabu, 7 Februari 2024 | 05:29 WIB
Captionnya ; ketua pwi jabar menyerahkan cinderamata ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek Nadiem Anwar Makarim didamping PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Istimewa)
Captionnya ; ketua pwi jabar menyerahkan cinderamata ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek Nadiem Anwar Makarim didamping PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin (Istimewa)

 

Vimanews.id-Dunia jurnalisme saat ini tengah bersaing dengan Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan. 

Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat pembukaan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) kelas angkatan muda pertama.

Nadiem mengatakan, perkembangan teknologi yang ada saat ini bukan alasan untuk menurunkan kualitas jurnalisme di Indonesia.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Kejaksaan Negeri Kota Tegal dengan PWI dalam Menjalin Sinergitas

Dalam kegiatan yang digelar, Selasa (5/2/2024) di Sekretariat PWI Jawa Barat, Jalan Wartawan, Lengkong, Kota Bandung tersebut, Nadiem pun berpesan agar para wartawan tetap menjaga kualitas jurnalisme di tengah disrupsi informasi.

Tentunya, kata Nadiem, teknologi telah merubah segala aspek daripada sektor jurnalisme. Disruptif kondisinya. 

Tapi itu bukan alasan untuk menurunkan kualitas jurnalisme. 

Baca Juga: PWI Kota Tegal Gelar Pemungutan Suara, Ini Wajah Baru Ketuanya Untuk Periode 2023-2026

"Kita harus berkompetisi dengan AI sekarang, harus berintegritas, berpikiran kritis, dan harus menulis dengan hati nurani., karena itu yang tidak dimiliki oleh mesin kecerdasan buatan,” kata Nadiem.

Nadiem pun mengaku sempat dibuat pusing oleh beberapa publikasi berita online atau daring yang mengasumsikan bahwa dirinya sebagai pembaca yang sedang mengikuti isu tertentu. 

Di sisi lain, ia baru membaca isu yang tengah mencuat. 

Baca Juga: Hari Pers Nasional PWI Kota Tegal Gelar Sarasehan

Menurut Nadiem, publikasi media The Economist yang menurutnya lebih enak untuk dibaca.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosvitarini

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X