Guru besar yang biasa disapa Bagio ini mengungkapkan, Indonesia telah ketinggalan dalam pengembangan komoditas pangan non padi.
Dia menyebut singkong, misalnya. Di era 1960 sampai 1980 Indonesia adalah raja singkong dunia, baik produksi maupun perdagangan.
“Tetapi, sekarang sudah kalah jauh dengan Thailand. Bahkan, Indonesia meluncur jauh di bawah Vietnam,” ungkapnya.
Jika Prabowo hendak mendorong pengembangan komoditas pangan non padi, Bagio memberi sejumlah masukan.
Antara lain, pentingnya intervensi berupa subsidi pada aspek input atau output atau pada kedua aspek tersebut. Dengan demikian, petani terlindungi dari sisi input, atau output, atau kedua-duanya.
Sebab, kata Bagio, jika pemerintah tidak dilindungi pada aspek input, atau output, atau kedua-duanya, maka produk yang dikembangkan itu akan kalah bersaing.
Baca Juga: Prabowo lakukan Kunker ke Empat Negara, Diawai ke Negeri Jiran Malaysia Bertemu Sultan Ibrahim
“Supaya petani untung, industri pengolahannya, baik intermediete product atau produk akhir, semua untung. Mereka mendapatkan bahan baku berkualitas, terjangkau, dan kontinyu,” ujar pria kelahiran Kediri ini.
Pada aspek produksi, untuk pengembangan singkong, misalnya, pemerintah tidak perlu investasi bendungan atau irigasi sebesar untuk produksi beras.
“Maka penghematan pemerintah banyak. Di situlah negara hadir untuk melindungi petani-petani pangan lokal, seperti singkong,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Momen Seru! Prabowo Subianto Dikerumuni Ibu Ibu di IKN, Demi Bisa Selfi Bareng
Enam Pejabat Amerika Serikat Dipastikan Akan Hadir Saat Pelantikan Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto, Siapa Sajakah Mereka?
Kemendikbud Ristek Bakal Dipecah Jadi 3 di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Seperti Ini Tanggapan Anggota DPR RI Fikri Faqih
Gerak Cepat Prabowo Subianto Siapkan Transisi Pemerintahan jadi Faktor Besarnya Keyakinan Publik
Gunakan Mobil Buatan Pindad Ini, Presiden ke 8 Prabowo Subianto Sapa Masyarakat