Indonesia Berisiko Alami Resesi Setelah Tarif Impor Naik 32 Persen, Apa yang Harus Dilakukan

Photo Author
- Jumat, 4 April 2025 | 14:47 WIB
Presiden Amerika Donald Trump putuskan kenaikan tarif 32 Persen Pada Produk Indoneaia (Instagram @whitehouse)
Presiden Amerika Donald Trump putuskan kenaikan tarif 32 Persen Pada Produk Indoneaia (Instagram @whitehouse)

Vimanews.id-Presiden AS Donald Trump telah memutuskan untuk memberlakukan tarif 32 persen pada produk asal Indonesia mulai Rabu (3/4/2025) memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri. 

Dampaknya diperkirakan akan sangat besar bagi ekspor Indonesia, terutama di sektor otomotif, elektronik, serta industri padat karya seperti tekstil dan pakaian jadi.

 Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai tarif baru tersebut akan memicu resesi pada kuartal IV 2025 serta mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor.

 Baca Juga: Indonesia Berisiko Alami Resesi Setelah Tarif Impor Naik 32 Persen, Apa yang Harus Dilakukan

Namun, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto sudah mempersiapkan beberapa langkah strategis untuk menghadapi tantangan ini.

 Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, mengatakan bahwa Prabowo telah menyiapkan tiga langkah utama untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah perubahan kebijakan global.

 1. Memperluas Mitra Dagang dengan Bergabung ke BRICS

 Prabowo telah membawa Indonesia menjadi anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

 Baca Juga: Mudik Atau Jalan Jalan Ke Malang Jangan Lewatkan Destinasi Wisata Ini, Ramah Di Kantong Dan Menyenangkan

Keanggotaan ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan membuka peluang ekspor ke pasar non-tradisional.

 Berbagai perjanjian dagang multilateral yang melibatkan BRICS diharapkan akan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar AS.

2. Percepatan Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)

 Prabowo mempercepat hilirisasi sektor pertambangan agar Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah, tapi nuga produk bernilai tambah.

Contohnya, kebijakan hilirisasi nikel telah berhasil meningkatkan nilai ekspor dari US$ 3,7 miliar pada 2014 menjadi US$ 34,3 miliar pada 2022.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosvitarini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X