Vimanews.id-Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengungkap telah membentuk tiga satuan tugas (Satgas) baru untuk membantu pihaknya terkait upaya negosiasi dagang antara RI dengan Amerika Serikat (AS).
Airlangga mengklaim, pihaknya masih menjalani proses negosiasi secara intensif demi penghapusan tarif balasan atau resiprokal Presiden AS, Donald Trump yang sebelumnya dikenakan ke RI senilai 32 persen.
Terkini, Airlangga menuturkan, Presiden RI Prabowo membentuk 3 satgas, salah satunya adalah Satgas PHK yang sudah disampaikan dalam sarasehan ekonomi pada 8 April 2025.
Airlangga kemudian menyebut, 2 satgas lainnya yang akan dibentuk Prabowo adalah Satgas perundingan perdagangan investasi dan penanganan ekonomi dan Satgas deregulasi kebijakan.
Menko Perekonomian RI itu mengklaim, 3 satgas itu saat ini sudah mulai dibentuk.
"3 Satgas ini, kita mulai sekarang," ujar Airlangga saat keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 28 April 2025.
Baca Juga: Usai Town Hall Meeting Danantara, Prabowo Mengaku Banyak Tegur Direksi BUMN
Terkait negosiasi dagang RI ke AS, Airlangga juga menyebut Indonesia tetap melakukan komunikasi perdagangan dengan China.
Kendati demikian, Airlangga memastikan negosiasi tarif tetap dilakukan secara bilateral dengan AS.
"Pembahasan selalu bilateral. Jadi antara Indonesia dan AS tidak ada pembicaraan dengan negara lain. Karena ini bilateral, bukan multilateral," terangnya.
Dalam upaya negosiasi itu, Airlangga mengaku telah menemui Menteri Keuangan AS dan Direktur National Economic Council, AS.
Artikel Terkait
Resmi DiBlokir di Amerika Serikat! Warga Paman Sam Akan Kena Denda Sebanyak Ini Jika Masih Main Tik Tok
Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump Akan Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Kemlu RI
Begini Alasan Donald Trump yang Putuskan Amerika Serikat Keluar dari WHO
QRIS Disorot Donald Trump, Airlangga Bongkar Nego Dagang Terbaru RI ke Amerika Serikat
Nego Tarif Donald Trump, Airlangga Bongkar Perusahaan Multi Produk Indodarma dari Purwakarta Mau Investasi Rp33,7 Triliun di AS