Vimanews.id-Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyoroti penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan dan deepfake yang dinilai semakin mengancam keselamatan perempuan dan anak.
Nezar mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi digital kini justru membuka peluang bagi tindakan berbahaya.
“Gelombang perkembangan teknologi membuka peluang luar biasa, tapi juga membuka celah ancaman,” ujar Nezar dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025).
Nezar menyoroti penggunaan deepfake, yakni teknologi manipulasi visual dan audio yang sangat realistis, sebagai bentuk kejahatan digital yang menyesatkan dan merugikan.
Data dari Sensity AI, ungkap Nezar, menunjukkan adanya lonjakan 550 persen kasus deepfake sejak 2019, dan 90 persen di antaranya digunakan untuk tujuan berbahaya.
“Yang paling terdampak adalah perempuan dan anak," ujar Nezar.
Baca Juga: UMKM Creative Space di Museum Ambarawa Diresmikan PT KAI, Ini Tujuannya!
"11 persen perempuan usia 15 sampai 29 tahun pernah mengalami kekerasan berbasis gender online,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menyusun langkah untuk menghadapi ancaman tersebut.
Nezar menyebut bahwa pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 atau PP TUNAS, yang mengatur penyelenggaraan sistem elektronik.
Baca Juga: Ketua Umum PSSI Erick Thohir Beri Pesan Tegas Skuad Garuda Muda Jelang Final Piala AFF U 23
Nezar juga menekankan pentingnya literasi digital sebagai keterampilan dasar, termasuk kemampuan masyarakat dalam mengenali dan menghindari konten manipulatif serta menjaga privasi data pribadi.
Artikel Terkait
Persempit Gerak Judi Online, Seperti Ini Langkah Baru Komdigi! Salah Satunya Sebar SMS
Kasus Kriminal 2024 Wrapped! Pemerasan Oknum Polisi ke WNA hingga Oknum Komdigi ‘Dipelihara’ Judi Online
Komdigi Ungkap Fakta Soal Internet Murah Rp100 Ribu untuk 100 Mbps yang akan Segera Terwujud
Menjijikan! Viral di Jagat Maya Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’Anggota DPR RI Minta Polri dan Komdigi Tindak Tegas