Wahyudin Noor Aly Luruskan Isu Banjir dan Longsor Sumatra yang Dikaitkan dengan Zulkifli Hasan

Photo Author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 20:22 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PAN Wahyudin Noor Aly  Sebut Isu yang Menyudutkan Zulkifli Hasan tidak tepat (Dok/Vimanews.id)
Anggota DPR RI Fraksi PAN Wahyudin Noor Aly Sebut Isu yang Menyudutkan Zulkifli Hasan tidak tepat (Dok/Vimanews.id)

 

Vimanews.id-Narasi soal banjir dan longsor Sumatra kembali dikaitkan ke kebijakan lama, namun Anggota DPR RI Fraksi PAN Wahyudin Noor Aly menilai tuduhan pada Zulkifli Hasan tidak tepat.

Wahyudin Noor Aly menegaskan pemberitaan miring yang menghubungkan banjir dan longsor Sumatra dengan era Zulkifli Hasan justru mengabaikan konteks dan fakta hukum saat itu.

Menurut Wahyudin Noor Aly, isu lama yang menyeret Zulkifli Hasan ke bencana banjir dan longsor Sumatra berasal dari video 2010 yang dipotong sesuka narator.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Soroti Kerusakan Hutan, Moratorium Jadi Langkah Mendesak

"Video itu berasal dari wawancara Harrison Ford untuk film dokumenter, dengan seluruh setting visual sepenuhnya dibuat tim produksi Hollywood,"jelas Wahyudin Noor Aly, Selasa (2/11/2025).

Padahal Zulkifli Hasan,kata Goyud sapaan akrab Wahyudin Noor Aly sudah meminta dialog terbuka di hadapan puluhan wartawan, tetapi permintaan itu ditolak oleh tim produksi yang memilih skenario tertutup.

"Termasuk rekaman mengenai Taman Nasional Tesso Nilo, potongan video yang beredar dinilai tidak menggambarkan dinamika lapangan secara utuh dan objektif,"tandasnya.

Baca Juga: Tegaskan Krisis Iklim Nyata, Prabowo Dorong Daerah Perkuat Pengawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana Berbasis Data

Goyud menambahkan bahwa di era Presiden Prabowo Subianto,negara kini lebih agresif menyelamatkan hutan melalui Satgas Tata Kelola Hutan yang dipimpin Menteri Kehutanan.

"Lebih dari 4 juta hektare kawasan berhasil direbut kembali negara, menunjukkan masalah masa lalu adalah keterbatasan instrumen hukum, bukan kesengajaan,"ujar Goyud.

Goyud mengutip data WALHI bahwa kerusakan hutan di Sumatera Utara kini dominan disebabkan perusahaan besar seperti tambang Martabe, PLTA Batang Toru, dan TPL.

Baca Juga: Satreskrim Polres Tegal Kota Ungkap Tren Curanmor Baru, Modus Cenglu Masuk Kos Gasak Dua Motor Sekaligus

"Perusahaan lain seperti PT Pahae Julu MHP, PT SOL Geothermal, PT Sago Nauli Plantation, serta PTPN III juga memiliki porsi dalam kerusakan tutupan hutan,"ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosvitarini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X