Vimanews.id-Kuntulan adalah salah satu seni tradisional yang ada di Kabupaten Tegal khususnya.
Tari kuntulan memadukan unsur gerakan seni pencak silat yang diiringi dengan rebana dan shalawat.
Jadi gerakan Kuntulan tersebut adalah perpaduan antara seni Islami dan Jawa kontemporer.
Baca Juga: Ikut Mengangkat Kebudayaan Tradisional, Kodim O712 Tegal Gelar Lomba Ini!
Apabila diperhatikan secara detail, tarian itu menggambarkan prajurit yang tengah berlatih bela diri untuk mempertahankan diri.
Dikutip Vimanews.id dari mengenalbudayajawa.blogspot.com kuntulan berasal dari kata kun – taw atau kunthauw atau kuntao yaitu salah satu jenis seni bela diri dari etnis keturunan China yang tinggal di Filipina.
Kuntulan juga diambil dari nama jenis burung angsa berwarna putih kuntul.
Baca Juga: 533 Santri Ikuti Pekan Olahraga Dan Seni Diniyah
Kuntulan diperkirakan ada sejak pada masa perang Diponegoro yaitu sekitar tahun 1825 -1830.
Untuk mengelabuhi Pemerintah Belanda agar Laskar Pangeran Diponegoro yang sedang menyusun kekuatan (Gladi Keprajuritan) tidak tercium .
Maka dibuatlah gerakan-gerakan bela diri yang diperhalus dan berirama serta diiringi dengan rebana maupun syair-syair keagamaan.
Baca Juga: Dengan Lakon Bludrek, Kampung Seni Gelar Pementasan Sampak Tegalan
Minimal penari kuntulan ada 10 orang dengan kostum atasan dan celana panjang, sepatu dan kaos kaki yang berwarna putih.
Ikat pinggang kalung kace, kain dan mote, ubel dalam dan luar berplisir, serta menggunakan kipas.