"Karena struktur tanah atau jenis tanah yang memang lempung atau tanah kurang bagus, menyebabkan penurunan tanah," jelas Roni.
Penurunan tanah, kata Roni, terjadi hanya dibagian area dropp off yang merupakan bangunan pendukung. Bukan bangunan utama.
Baca Juga: Mengagumkan, Begini Hasil Akhir Yang Diraih Puskesmas Bandung Dari Kemenkes RI
Gedung KPT hingga saat ini masih dalam masa pemeliharaan dan menjadi tanggung jawabnya sebagai kontraktor untuk melakukan perbaikan.
Sedangkan untuk pelaksanaan perbaikan, melibatkan tim teknis, baik dari Pengawas Managemen Konstruksi maupun tenaga ahli dari perguruan tinggi Unnes dan Untidar.
Untuk penanganannya, sambung Roni disepakati akan diperkuat dengan beton betulang di bawah drop off dan ada penambahan dinding yang akan menunjang area drop off.
"Perbaikan ini untuk pemerataan beban di bagian teras, agar jika terjadi penurunan juga merata dan tidak terjadi keretakan," kata Roni.
Dalam proses perbaikan di bawah drop off, jelas Roni akan ada penambahan tie beam dengan balok beton berukuran 50x40 sepanjang 15 meter.
Kemudian ditambah enam pilar tian setinggi 3 meter serta penebalan tembok sekitar 15 cm dengan mengikuti panjang balok beton.
Baca Juga: Atta Halilintar Jatuh Sakit, Selebriti Turut Mendoakan Kesembuhannya
Pemotongan pola retak plat baja di bagian tangga menuju pintu masuk KPT juga akan dilakukan.
"Pemotongan pola retak ini agar jika terjadi penurunan tanah tidak berdampak atau menarik area drop off,"jelasnya.
Penambahan balok beton ini juga tidak hanya menopang namun menahan tarikan.