Vimanews.id-Siti Fadilah Supari kembali mengenang perjuangan Indonesia mendirikan sebuah rumah sakit di Gaza saat wilayah tersebut menjadi pusat peperangan Palestina dan Israel.
Saat itu Siti Fadilah Supari menjabat sebagai menteri kesehatan Indonesia yang mendapat kehormatan dari menteri kesehatan Palestina untuk mendirikan rumah sakit di Gaza.
Ketika itu Siti Fadilah Supari kebingungan atas penawaran baik dari menteri kesehatan Palestina karena khawatir tidak akan ada yang mau mendirikan rumah sakit Indoonesia di Gaza yang menjadi pusat peperangan dengan Israel.
Dalam unggahan video akun TikTok @l1ke.s pada 1hari lalu diceritakan oleh Fadilah tidak ingin menunjukan kekhawatirannya, Siti Fadilah Supari menteri kesehatan di era Presiden SBY ini mengiyakan tawaran pendirian rumah sakit Indonesia di tanah Gaza Palestina .
Setiba di tanah air tokoh kesehatan perempuan yang ahli dalam penanganan jantung ini meminta aktivis Medical Emergency Rescue Commitee atau MER-C Joserizal untuk berpikir bersama mendirikan rumah sakit Indonesia di Gaza.
Betapa senangnya Joserizal mendengar hal tersebut, alhasil gayung bersambut antara Siti Fadila dan Joserizal pembahasan untuk berdiri rumah sakit Indonesia di Gaza berlanjut lebih serius dengan penggalangan dana.
Siti Fadilah yang kini telah memasuki usia ke 74 itu mengisahkan perjuangan untuk mengumpulkan dana membangun rumah sakit Indonesia di Gaza dengan cara dari satu perkumpulan organisasi Islam hingga kelompok-kelompok pengajian.
Bahkan tawaran baik dari negara Iran untuk membantu Indonesia mendirikan rumah sakit di Gaza pun ditolak keras oleh Joserizal selaku ketua MER-C Indonesia.
Siti Fadilah mengingat bahwa Joserizal menginginkan rumah sakit Indonesia itu murni dari dana yang dikumpulkan oleh masyarakat di tanah air.
Perlahan uang hasil penggalangan dana terkumpul disertai dengan bantuan besar dari sejumlah donatur tanah air hingga berada dalam program perencanaan pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza oleh Farid Thalib.
Pada proses rencana pembangunan, Siti Fadilah kembali dibuat kebingungan tentang tenaga kerja sebagai tukang bangunan di Gaza.