publik

Seperti Ini Mitos Rip Current, Salah Satunya Cara Penyelamatan yang Makin Membahayakan Jika Dilakukan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:59 WIB
Foto Ilustrasi Rip Current (Istimewa)

 

Vimanews.id-Rip current menjadi penyebab dari 13 siswa SMP Negeri 7 Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta.

Dalam insiden itu, 9 siswa berhasil diselamatkan dan 4 siswa meninggal dunia.

“13 korban bermain air di Pantai Drini di jalur rip current, itu jalur kapal, sudah berulang kali petugas mengimbau namun tidak dihiraukan,” kata Surisdiyanto, Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron kepada wartawan Selasa (28/1/2025)

Baca Juga: Ultimatum! Hanya 10 Hari Pj Wali Kota Tegal Minta 27 Kelurahan Punya Bank Sampah

Menurut penjelasan dari laman BMKG, rip current merupakan arus kuat dari air laut yang yang bergerak menjauh dari pantai. 

Fenomena rip current ini disebabkan karena pertemuan ombak yang sejajar dengan garis pantai, sehingga terjadi arus balik dengan kecepatan tinggi.

Rip current yang telah diukur kecepatannya dapat melebihi 2 meter per detik, sehingga menurut tulisan dari BMKG, arus tersebut bahkan dapat menyapu perenang terkuat sekalipun ke laut.

Baca Juga: Pamitan! Pj Wali Kota Tinggalkan Rumah Dinas Jelang Pelantikan Wali Kota Tegal Terpiih

Setelah berita para korban terseret karena rip current, banyak pertanyaan dari netizen kenapa tidak semua pantai ada tanda area berbahaya pada area rip current di pantai.

Masih mengutip dari laman BMKG, mengidentifikasi arus rip current ini cukup sulit.

Karena semua kondisinya kembali pada keadaan ombak, gelombang, dan bentuk pantainya.

Apakah Semua Pantai Punya Rip Current?

Tidak semua pantai memiliki rip current seperti pantai yang memiliki ombak sangat kecil hingga pantai yang sama sekali tidak memiliki ombak.

Halaman:

Tags

Terkini