publik

Klaim Damaikan Iran-Israel, Presiden AS Donald Trump Kini Berupaya Tengahi Konflik Republik Demokratik Kongo dan Rwanda

Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:34 WIB
Presiden AS, Donald Trump. (Instagram.com/@realdonaldtrump)

 

Vimanews.id-Setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengklaim pihaknya berhasil menghentikan 'perang 12 hari' antara Iran-Israel.

Sebagian publik internasional kini menyoroti upaya pemimpin AS itu dalam menengahi konflik di wilayah Afrika, antara Republik Demokratik Kongo dan Rwanda.

Upaya Presiden AS Donald Trump itu muncul usai gencatan senjata Israel sebagai negara sekutunya, dengan Republik Islam Iran.

Baca Juga: Soroti Beban Kerja Penyelenggara hingga Pemilih yang Jenuh, Mahkamah Konstitusi Akhirnya Putuskan Ini

Melihat Kongo-Rwanda yang juga sedang berperang, Trump kini mengumumkan dirinya telah meminta kedua negara untuk menandatangani kesepakatan damai yang difasilitasi Amerika Serikat. 

"Ini adalah hari yang hebat bagi Afrika," puji Trump melalui unggahan di Truth Social pada Sabtu, (28/6/2025).

Trump kemudian mengaku senang bisa mengatur pertemuan sekaligus penandatanganan perjanjian yang diharapkan menghentikan pertumpahan darah imbas konflik Kongo dan Rwanda. 

Baca Juga: Bantah Rencana Trump, Araghchi Klaim Iran Tak Berniat Mulai Lagi Bahas Kesepakatan Nuklir dengan AS

Menilik lebih dekat, Kongo, negara di Afrika tengah kini telah terkoyak oleh konflik. Terdapat lebih dari 100 kelompok bersenjata di negara ini. Yang paling menonjol adalah kelompok pemberontak M23 yang didukung oleh negara tetangga Rwanda.  

Dilansir dari AP News, Kongo yang kini menjadi tempat mengungsi bagi 7 juta orang, PBB menyebutnya sebagai "salah satu krisis kemanusiaan yang paling nerkepanjangan, rumit dan serius di bumi,". 

Pada 1994, Rwanda telah menjadi perhatian dunia ketika terjadi genosida akibat pembunuhan massal oleh etnis Hutu di Rwanda terhadap suku minoritas Tutsi yang dimulai pada 6 April 1994.

Baca Juga: Terinspirasi di London,Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Buat Taman 24 Jam!Disini Lokasinya

Di sisi lain, Rwanda adalah negara di Afrika Timur yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Hutu. Dalam konflik antaretnis yang berlangsung selama 100 hari ini, sebanyak 800.000, yang sebagian besar orang Tutsi, menjadi korban pembunuhan massal. 

Halaman:

Tags

Terkini