“Kalau gizinya cukup, fisik oke, otak pun cerdas,” tegasnya.
Optimisme terhadap dampak MBG juga sejalan dengan pandangan para pejabat lain.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menilai bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat gizi, tetapi juga membuka peluang pembelajaran baru di sekolah.
Menurutnya, anak-anak bisa belajar berhitung dan berbahasa Inggris dari menu makanan yang mereka terima setiap hari.
“Setiap hari adalah kesempatan luar biasa bagi anak-anak untuk belajar. Dengan program MBG, mereka mendapat gizi yang baik sekaligus sarana belajar interaktif,” jelas Stella saat Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di ITB, Jawa Barat, 8 Agustus 2025 lalu.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa variasi menu dalam MBG bisa menjadi media pembelajaran yang efektif.
Misalnya, anak-anak dapat mengenal nama buah dalam bahasa Inggris atau menghitung jumlah makanan yang disajikan.
“Jeruk, ikan, atau nasi bisa dijadikan sarana pembelajaran sederhana yang menumbuhkan rasa ingin tahu,” ungkapnya.
Dengan penerima manfaat mencapai 82,9 juta orang, program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu kebijakan gizi terbesar yang pernah dijalankan pemerintah.
Baca Juga: Megawati Nilai Kereta Cepat Whoosh Tak Sentuh Rakyat, Dorong Pembangunan untuk Petani dan Pendidikan
Selain berdampak pada kesehatan, program ini juga diharapkan memperkuat fondasi intelektual bangsa di masa depan.***