Mengenal Kapitayan, Agama Purba Masyarakat Kuno di Indonesia! Begini Bentuk Kepercayaannya

Photo Author
- Jumat, 9 Februari 2024 | 17:24 WIB
Ilustrasi mereka yang dahulu kala menganut agama purba atau Kapitayan (Tangkap layar/Youtube Jazirah Ilmu,)
Ilustrasi mereka yang dahulu kala menganut agama purba atau Kapitayan (Tangkap layar/Youtube Jazirah Ilmu,)

Tu yang bersifat kebaikan disebut dengan Tuhan dan disebut juga sebagai nama Sang Hyang Wenang. 

To yang bersifat jahat disebut dengan hantu dan disebut juga dengan nama Sang Manikmaya.

Menurut ajaran kapitayan Sang Hyang Wenang dan Sang Manikmaya menyatu dalam sifat Sang Hyang tunggal. 

Berdasarkan penjelasan itu sifat utama Sang Hyang tunggal adalah gaib dan tak terlacak oleh indra dan alam pikiran manusia.

Baca Juga: Tidak Hanya Satu, Ada Berapa Tingkatan Neraka dalam Islam?

Maka karena gaib dibutuhkan sarana yang dapat ditangkap oleh indra dan alam pikiran manusia. 

Sehingga dalam keyakinan kapitayan tu atau to itu mempribadi dalam segala sesuatu yang memiliki nama tu dan to.

Misalnya saja watu atau batu, tugu tulang turumbuk atau pohon beringin, tundak atau bangunan berundak, tosan atau pusaka topeng, toya atau air. 

Baca Juga: Ayat Al Quran Ini Membuktikan Sejarah Permusuhan Orang Beriman Dengan Para Yahudi Dan Kaum Musyrik, Simak Selengkapnya Disini

Kemudian dalam praktik pemujaan atau sembahyangnya mereka kepada Sang Hyang Tunggal mereka menggunakan media-media juga yang berawalan tu atau to.

Misalnya tumpeng atau sesaji, tumpi atau keranjang dari anyaman bambu, tuak atau arak, tukung atau sejenis ayam, yang kesemuanya itu ditujukan untuk berdoa meminta kebaikan. 

Sementara untuk persembahan kepada Sang Manikmaya dalam hal ini entitas jahat atau kebalikan dari Tuhan atau hantu dilakukan peribadatan dan sesembahan khusus.

Baca Juga: Tidak Hanya Satu, Ada Berapa Tingkatan Neraka dalam Islam?

Dikenal dengan sebutan tumbal jadi kekuatan Sang Hyang Taya itu atau nama sebutan untuk Tuhan mereka mewakili di berbagai tempat.

Seperti di batu, monumen, pohon dan di banyak tempat lainnya. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rosvitarini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X