Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, membunuh cicak itu seperti membunuh nyamuk untuk menunjukkan adanya kotoran.
Baca Juga: Hukum Menikah Dengan Sepupu, Ustaz Adi Hidayat Kenali Dulu Rambu Agama Berikut Ini
Ketika Anda membunuh cicak bukan hanya mendapat pahala tetapi menghilangkan keburukan-keburukan yang muncul, termasuk mengusir jin karena jin senang di tempat yang kotor.
Makanya bisa dikatakan kalau ada cicak di beberapa tempat, maka biasanya ada jin di tempat itu. Karena jin senang di tempat-tempat yang kotor.
Ditegaskan Ustadz Adi Hidayat dan nabi menyebutnya dengan hewan yang membawa kotoran, dan cicak pernah juga meniup-niup api yang sedang membakar Nabi Ibrahim supaya semakin menjalar.
Baca Juga: Hati-hati!Jangan Merubah Bentuk Tubuh, Begini Kata Ustadz Adi Hidayat
Membunuh hewan ini bukan cuma menghilangkan kotoran tetapi ada pahala dan pahalanya dengan sekali pukul ada 100 kebaikan, berdasarkan hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim nomor 3359.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda "Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul maka dituliskan baginya pahala 100 kebaikan dan
barang siapa memukulnya lagi maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama dan barang siapa memukulnya lagi maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua," hadits riwayat Muslim nomor 2240.
Dari Ummu Syariq Radhiallahu Anha ia berkata Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam memerintahkan untuk membunuh cicak beliau bersabda, dahulu cicak ikut membantu meniup api untuk membakar Ibrahim Alaihsalam, hadits riwayat Bukhari nomor 3359.
Kata Imam Nawawi dalam satu riwayat disebutkan bahwa membunuh cicak akan mendapatkan 100 kebaikan, dalam riwayat lain disebutkan 70 kebaikan.
Kesimpulan dari Imam Nawawi semakin besar kebaikan atau pahala dilihat dari niat keikhlasan juga dilihat dari makin sempurnanya atau kurangnya keadaannya.
Baca Juga: Jangan Melakukan Ini Saat Salat Tahajud, Allah Tidak Menyukainya
100 kebaikan yang disebut adalah jika sempurna, 70 jika niatannya untuk selain Allah, Syarah Sahih Muslim nomor 210 dan 211.*