Albert Dwiyanto memaparkan bahwa CBD Jakarta memiliki stok 7,1 juta meter persegi dengan okupansi 75 persen.
Pasokan baru yang hanya 188.000 meter persegi hingga 2028 mendorong tren “flight-to-quality” dan kenaikan sewa pada gedung-gedung premium.
Di sektor industri dan logistik, Ivana Susilo menilai e-commerce dan produksi kendaraan listrik menjadi pendorong kuat permintaan lahan industri.
Okupansi tinggi terus menekan pasokan, membuat harga lahan dan sewa logistik tetap stabil namun kompetitif.
Anton menambahkan, mal-mal di Jakarta kini berubah menjadi destinasi gaya hidup dengan retailtainment dan zona kurasi yang membuat pengunjung betah lebih lama.
Mal premium memimpin, sementara mal menengah giat berinovasi untuk meraih pasar yang didorong tren media sosial.
Baca Juga: Operasi Zebra Candi 2025 Kota Tegal: Strategi Baru Polisi Hadir di Jalan dan Dengarkan Keluhan Warga
Angela juga menegaskan bahwa peningkatan adopsi cloud memberi dorongan kuat pada perkembangan pusat data di Indonesia.
Dengan kapasitas pipa yang tumbuh sekitar 40 persen Indonesia menjadi pasar kunci yang membutuhkan infrastruktur listrik dan lahan industri strategis.***
Artikel Terkait
KAI Daop 4 Semarang Percepat Normalisasi Rel Terdampak Banjir, Jalur Semarang Tawang–Alastua Kembali Dilalui
Transformasi Asuransi Syariah Menuju Industri Kuat, Efisien, dan Berdaya Saing di Tengah Tantangan
KAI Daop 4 Semarang Layani 4.180 Refund Tiket KAI Imbas Genangan Air di Jalur Semarang Tawang Alastua
Pemerintah Siapkan Skema Baru Pembayaran Utang KCJB, Prabowo Minta Tim Ekonomi Hitung Ulang Beban Proyek Whoosh
Aplikasi TRING! Pegadaian Dikeluhkan Pengguna: Rating Anjlok, Error Luar Negeri dan OTP Jadi Sorotan