VIMANEWS.ID-TEGAL-Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah suatu penyakit akibat infeksi yang menyerang saluran pernapasan.
Penyebab ISPA bisa diakibatkan oleh virus maupun bakteri, dan dapat menyerang saluran napas atas maupun bawah.
dr Rachma Tia Wasril dari Puskesmas Bandung, Kota Tegal menjelaskan bahwa ISPA disebabkan oleh virus, sehingga ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
"Pada Sebagian besar kasus ,ISPA disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus," jelasnya.
Beberapa jenis virus yang sering menyebabkan ISPA adalah rhinovirus, respiratory syntical viruses (RSVs), adenovirus, parainfluenza virus. Virus influenza, maupun virus corona.
Sementara beberapa bakteri yang juga bisa menyebabkan ISPA adalah Steptococcus, Haemophilus, Staphylococcus Aureus, klebsielll pneumoniae dan lain lain.
Untuk gejalanya, menurut dr Rachma, sesuai dengan namanya, ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru.
"Sehingga gejala awal yang timbul adalah bersin, batuk, mengeluarkan cairan dari hidung atau pilek, hidung tersumbat, dapat disertai demam atau tidak," terangnya.
Selain itu, gejala lain yang timbul yakni rasa mudah lelah, sakit kepala, pembesarana kelenjar getah bening (terutama bagian leher) nyeri persendian, bahkan hingga sesak napas dan menimbulkan bunyi mengi.
Lebih lanjut dr Rachma menjelaskan ada beberapa resiko yang menyebabkan orang mudah tertular ISPA , yaitu kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
"Karena kekebalan lansia dan anak-anak lebih rendah dan orang dewasa muda yang sehat," jelas Rachma.
Menurutnya, penyebaran virus atau bakteri ISPA dikalangan anak-anak terjadi sangat cepat, karena interaksi dan kontak erat anak-anak lainnya saat bermain .
"Orang yang kekebalan tubuhnya rendah lainnya seperti penderita AIDS , Kanker juga memiliki resiko tinggi tertular ISPA. Apalagi orang yang telah memiliki penyakit paru-paru sebelumnya. Maka, akan lebih rentan tertular," ujar dr Rachma.
Kemudian penyumbang faktor resiko terbesar adalah perokok aktif maupun pasif.